by

MANDI HOLISTIK

-Artikel-1,374 views

Wartaindonews — Pada umumnya orang di Indonesia mandi dua kali sehari. Pertama pada pagi hari setelah bangun dari tidur malamnya. Kedua pada sore hari, biasanya setelah pulang dari kantor/kerja atau setelah melakukan kegiatan seperti: sepak bola, volley, badminton, renang, dll, yang pada umumnya dilakukan oleh para remaja dan anak-anak. Bahkan pada kondisi tertentu, orang bisa mandi lebih dari dua kali sehari. Misalnya, pada musim kemarau. Orang tidak tahan panas. Orang sangat gerah, sehingga untuk menghilangkan atau mengurangi panas, dia mandi lagi selain pagi dan sore. Tujuan mandi tentu saja untuk menjaga kesehatan, karena badan yang kotor mudah dihinggapi bakteri yang membawa penyakit, sehingga orang bisa jatuh sakit. Mandi selain untuk tujuan kesehatan dengan membersihkan tubuh sehingga tubuh menjadi sehat dan bersih juga memiliki aspek lain yang dibutuhkan dalam interaksi dengan orang lain (social activities/gathering). Siapa orang mau duduk dekat orang yang tidak bersih, yang bau karena tidak mandi.

Biasanya begitu bangun pagi, orang buru-buru ke kamar mandi karena juga ingin segera melepaskan beban yang sudah ditahannya pada saat masih tidur, yaitu …? BAB/K (buang air besar/kecil). Pada waktu mandi orang membersihkan seluruh tubuhnya. Mulai dari mana saja bagian tubuh yang akan dibersihkan, terserah selera/kebiasaan orang yang bersangkutan. Memang ada yang mengatakan di WA, bahwa mandi yang benar menurut akidah kesehatan dimulai dari bagian tubuh yang paling bawah, yaitu telapak kaki terus naik ke atas sampai kepala.

Pada saat mandi, orang akan membersihkan bagian tubuh secara bergantian/urut. Bisa jadi orang akan membersihkan bagian atas, yaitu kepala yang terdiri dari: rambut, batok kepala, dahi, mata, hidung, mulut, telinga. Setelah itu ke bagian tubuh lainnya, leher, lengan, jari jemari, bagian perut dan sekitarnya. Dan akhirnya kaki dan telapak kaki. Semua dibersihkan. Rambut dikeramasi dengan shampo. Tubuh dengan sabun. Gigi disikat pakai pasta gigi. Dalam membersihkan diri, orang menggunakan alat/perlengkapan mandi supaya badan bisa benar-benar bersih dan sehat. Keluar dari kamar mandi, orang merasa ringan, segar dan lega. Badan bersih dan beban yang tadi membebani sudah dilepaskan. Nah, orang sudah mandi, sudah bersih dari kotoran tubuh. Dari bagian tubuh orang membersihkan kotoran-kotoran. Dari mata: blobok. Dari hidung: upil/umbel. Dari telinga: curek. Kotoran-kotoran itu saya sebut dengan bahasa Jawa karena lebih pas istilahnya.

Membersihkan tubuh itu penting. Kotoran-kotoran tubuh dibuang. Badan bersih. Orang sudah ‘MANDI BADAN’. Tetapi ada mandi lain yang banyak orang tidak menyadarinya, sehingga tidak melakukannya. Karena tidak melakukannya, maka kotorannya banyak. Apakah mandi yang lain itu? ‘MANDI JIWA/HATI’. Seperti apakah ‘MANDI JIWA/HATI’ itu? Kalau ‘MANDI BADAN’ itu membersihkan badan, ‘MANDI JIWA/HATI’ itu membersihkan jiwa/hati. Mandi jiwa/hati itu dilaksanakan akan pada saat orang mandi badan. Bagaimana proses mandi jiwa/hati itu dilakukan? Mari kita ikuti bersama.

Misalnya, pada saat orang membersihkan kepala secara ragawi, orang membersihkan pikirannya. Orang bisa membersihkan kotoran badan di bagian kepala, misalnya ketombe, dll. Orang pada saat yang sama bisa membersihkan kotoran jiwanya yang ada pada pikirannya yang berupa pikiran jahat/buruk. Misalnya, orang yang sedang dendam terhadap teman sekantornya, karena temannya iri terhadap prestasinya yang melesat sangat cepat, sehingga juga cepat dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi. Kemudian teman yang iri itu menggosip ke teman yang lain dengan fitnah yang tidak benar untuk menjatuhkannya. Semula orang yang difitnah ini merencanakan akan tindakan balas dendam. Namun, dia berpikir dengan balas dendam bisa jadi masalahnya bisa menjadi membesar dan memburuk. Lalu dia menarik kembali rencana untuk balas dendam. Dia berani memaafkan temannya yang datang padanya dan minta maaf atas perbuatannya yang tidak baik.

Pada saat orang sedang membersihkan mulutnya dari bakteri atau kotoran lainnya, pada saat yang sama bisa membersihkan mulut rohaninya. Biasanya orang itu berkata-kata kotor, mengutuk orang, menggosip, dll. Dia bisa membuang semuanya itu dan menggantikan dengan kata-kata yang baik/positif, yang bisa menjadi berkat bagi orang lain. Misalnya, untuk memberi salam atau menyemangati. ‘Selamat pagi, Tuhan memberkati’. ‘Selamat bekerja, semoga sukses’. ‘Ayo coba lagi, kamu pasti bisa’.

Pada saat orang membersihkan tangan, dia bisa membersihkan tangan rohaninya. Kalau orang ini biasa menggunakan tangannya untuk hal-hal yang tidak baik. Dia bisa menggantikannya untuk hal-hal baik. Kalau dulu dia sering memukul isteri dan anak-anaknya, sekarang dia bisa menggunakan untuk memeluk isteri dan anak-anaknya, menyalami, menolong orang lain.

Pada saat membersihkan kaki, dia bisa membersihkan kotoran pada kaki rohaninya. Kaki yang dulu sering untuk menendang orang atau membawa badan ke tempat hiburan yang tidak sehat, ke bordil, ke tempat judi diganti untuk membawa badan ke tempat yang baik: ke gereja, ke masjid, ke vihara atau menjumpai orang yang membutuhkan pertolongan. Nah, dengan ‘MANDI BADAN’ dan ‘MANDI JIWA/HATI’ itu orang menjadi bersih baik badannya dan jiwanya. Bersih secara utuh. Pada saat orang mandi badan dan mandi jiwa/hati pada saat yang bersamaan itulah orang ‘MANDI HOLISTIK’.

Sebagai makhluk spiritual yang diwadahi raga, orang tidak boleh lupa membersihkan kedua aspek ini. Ya badan ya jiwa. Pada umumnya orang fokus pada hal-hal yang kasat mata, sehingga yang tidak kelihatan tidak diperhatikan. Orang zaman now, orientasi/obsesi hidupnya lebih ke aspek-aspek ragawi. Maka orang berani keluar duit demi perawatan tubuhnya, agar tetap sehat dan cantik. Padahal kesehatan kita pertama-tama tidak tergantung pada tubuh, pada racun tubuh tetapi pada racun jiwa. Ada banyak racun jiwa antara lain: marah, membenci, dendam, iri, sombong, kecemasan, gelisah, rakus, dll.

Menurut penelitian dari Harvard University, 95% penyakit fisik yang banyak diderita oleh kebanyakan orang saat ini disebabkan oleh tekanan emosi. Penelitian ini memang benar terbukti. Saya mempunyai pengalaman yang menarik tentang korelasi antara emosi negatif dan penyakit yang muncul. Ada seorang ibu muda, usia 36 tahun. Dia SMS-an dengan teman se WAG-nya. Dia bercerita beberapa waktu terakhir ini, tekanan darahnya meninggi sampai 200. Teman-teman menanggapinya dengan bermacam-macam pendapat. Ada yang berkata: mungkin makanmu ceroboh, coba dikontrol. Teman lain mengatakan: kamu mungkin kecapaian. Ada yang memperingatkan: hati-hati lho, itu tinggi lho. Saya satu grup dengan teman-teman ibu ini. Saya diam saja, tidak ikut SMS-an. Tetapi setelah semua berhenti, saya berusaha ‘japri’ ibu yang sakit ini. Saya mengutip dari buku ‘HEALING CODE’ tulisan Anwar Saputra. Ibu jangan-jangan ibu mempunyai permasalah emosi yang tidak terselesaikan. Ibu itu langsung WA saya. Tepat, pak Is. Dua tahun terakhir, dia sedang bermasalah dengan pasangannya. Ada lagi satu ibu, juga masih muda, dia sangat sering ‘MIMISAN’. Dia bercerita lewat WA juga. Landasan emosi yang mendasari mimisan itu adalah keinginan untuk diakui. Ketakutan untuk dikenali dan tidak menjadi pusat perhatian. Keinginan untuk dicintai. Ibu itu mengiyakan semua yang saya kirim dalam WA.

Anwar Saputra dalam bukunya ‘HEALING CODE’ menuliskan tentang penyakit baik fisik maupun psikis yang terjadi/muncul yang dilandasi oleh emosi-emosi negatif. Dia menulis/menyebut 82 macam jenis penyakit yang terjadi karena dilandasi oleh emosi-emosi negatif. Maka, marilah kita singkirkan emosi-emosi negatif, kotoran/racun jiwa kita dengan emosi positif, sehingga kita bisa terhindar dari penyakit, kita bisa hidup sehat.

Menutup tulisan ini, saya mengajak kita semua untuk mau dan berani melakukan mandi dengan cara baru ‘MANDI HOLISTIK’, agar kita menjadi sehat jiwa dan raga. Syarat utama agar ‘MANDI HOLISTIK’ membuahkan hasil yang optimal adalah dengan landasan ‘KESADARAN PENUH’ akan melakukan yang direncanakan dan diniatkan saat mandi.

 

 

Penulis: Ph. Ispriyanto

Kontributor

Comment

Leave a Reply