Wartaindonews, Pekanbaru – Sedikitnya 75 ribu hektare hutan dan lahan di Riau terbakar pada tahun 2019, menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Guna meminimalisasi dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Polda Riau telah meluncurkan aplikasi Lancang Kuning pada Oktober 2019. Kini, Polda Riau menggandeng relawan agar upaya preventif karhutla dapat lebih maksimal.
“Aplikasi Dashboard Lancang Kuning merupakan terobosan teknologi di era 4.0. Melalui aplikasi ini, pemantauan akan lebih masif dilakukan. Namun pemanfaatan teknologi juga membutuhkan dukungan berbagai pihak, sehingga Polda Riau menggandeng relawan dari elemen masyarakat. Selanjutnya, langkah penegakan hukum secara profesional dengan mengolaborasikan sistem, sumber daya manusia dan juga pemanfaatan teknologi,” ujar Kapolda Riau Irjen Pol. Agung Setya Imam Effendi, SH, SIK, MSI.
Satgas Karhutla Riau mewadahi peran serta seluruh elemen masyarakat dengan membentuk Posko Relawan Pemadam Karhutla (RPK). Para relawan yang bergabung dalam posko ini memiliki dedikasi tinggi untuk mencegah meluasnya dampak karhutla. Adapun Markas Komando Posko RPK berlokasi di Anjungan Indragiri Hilir, Purna MTQ.
“Kita ingin mencapai tujuan bersama yakni Riau yang bebas dari Karhutla di tahun 2020. Untuk mencapai itu, diperlukan kerja sama dengan semua stake holder dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat. Dalam rangka peran serta dan minat masyarakat untuk turut serta secara aktif dalam penanganan karhutla, Polda Riau mencoba mengakomodirnya sehingga dapat menjadi satu kekuatan dalam pemadaman karhutla,” imbuh Kapolda Riau.
Peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan agar karhutla tidak meluas. Karhutla dapat berdampak buruk bagi perekonomian dan juga kesehatan. Pada tahun 2019, kerugian ekonomi Indonesia akibat karhutla mencapai Rp 75 triliun menurut BNPB yang merujuk data World Bank. Koordinator Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Riau Dr Suwondo MS memperkirakan, Riau menjadi provinsi yang mengalami kerugian ekonomi paling besar yakni ditaksir mencapai Rp 50 triliun per September 2019.
Dashboard Lancang Kuning.
Riau dikenal pula dengan sebutan bumi Lancang Kuning. Lancang berarti kapal perang yang dipakai raja-raja Melayu pada zaman dahulu, sedangkan Kuning adalah warna kebesaran dalam tradisi Melayu. Lancang Kuning juga melambangkan kegemilangan Riau sebagai wilayah maritim. Kini, ada aplikasi bernama Lancang Kuning untuk mengatasi karhutla di Riau. Melalui aplikasi ini, masyarakat Riau diajak untuk bersama-sama mencegah karhutla agar Riau kembali gemilang.
Aplikasi Dashboard Lancang Kuning merupakan suatu sistem penanganan kebakaran hutan secara terukur, terstruktur dan efisien. Aplikasi ini terintegrasi dengan 4 satelit; Terra, Aqua, Lapan, dan Noaa. Dengan demikian aplikasi ini dapat memberikan informasi karhutla secara akurat untuk mendeteksi titik koordinat hotspot dan melakukan verifikasi di lapangan sehingga memudahkan para petugas melakukan pemadaman. Aplikasi Lancang Kuning telah diunduh oleh lebih dari 5.000 pengguna hingga saat ini.
Aplikasi ini dapat menjadi rujukan untuk memobilisasi petugas di lapangan, peralatan dan sumber daya lain yang digunakan untuk keperluan pemadaman. Anggaran penanganan karhutla juga bisa mengacu pada data dari aplikasi ini. Dengan adanya aplikasi ini, proses pemadaman dapat lebih efektif, transparan dan akuntabel.
Selama Aplikasi Dashboard Lancang Kuning ini diterapkan sejak Oktober 2019, terbukti dapat dengan efektif mencegah karhutla meluas lebih besar. Pada awal September 2019, di Riau BMKG mencatat ada 150 titik api/hotspot. Kemudian menurut data BNPB per 22 Oktober 2019, tampak tak ada titik api di Riau.
Apa syarat untuk menjadi Relawan Pemadam Karhutla?
Seluruh elemen masyarakat di Riau dapat menjadi Relawan Pemadam Karhutla. Siapapun yang peduli akan alam Riau dapat mengambil bagian penting untuk mencegah kerusakan lingkungan akibat karhutla. Ini syarat-syaratnya:
1. Mendaftar langsung ke Posko Relawan Pemadam Karhutla (RPK).
2. Meng-install aplikasi Lancang Kuning di ponsel android.
3. Pendaftar akan di-input datanya oleh administrator pada aplikasi yang telah disediakan.
4. Setelah pendaftar mendapatkan akses aplikasi, selanjutnya akan mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan oleh Tim Satgas Karhutla Riau.
5. Setelah memperoleh pelatihan yang cukup, peserta akan diikutkan dalam kegiatan pemadaman di lapangan.
6. Seluruh track record relawan akan terekam dalam bentuk laporan yang di-input ke dalam aplikasi.
Sebagai bentuk apresiasi bagi para RPK, maka diberikan reward atau penghargaan sebagai berikut:
1. Piagam penghargaan, bagi relawan yang telah aktif melakukan pemadaman karhutla di lapangan sebanyak 10 kali.
2. Pin emas, bagi relawan yang telah aktif melakukan pemadaman karhutla di lapangan sebanyak 30 kali. (hms/EHR)
Comment