Jelang pilkada Sragen politik hoax, SARA dan ujaran kebencian memang bukan barang tabu di masa jelang Pilkada seperti saat ini. Menanggapi hal ini Edot mengajak lapisan masyarakat khususnya Sragen untuk sama-sama mengedepankan politik santun dan damai.
“Pilkada tahun 2020 di Sragen ini berbeda dengan pemilu sebelumnya, karena hanya ada kolom kosong (kotak kosong) dan paslon tunggal. Fenomena ini saya rasa akan banyak menjadikan bola liar informasi baik di medsos maupun diperbincangan nyata, contoh akan timbul adanya hoak hingga ujaran kebencian dan fitnah yang sudah bertebaran di media sosial (medsos) saat ini,” jelas Edot.
Dari situ, lanjut Edot, keributan bisa juga terjadi dan bukan tidak mungkin bisa sampai hingga ke dunia nyata. Tidak hanya sebatas keributan singkat, akan tetapi bakal timbul efek politik hoax dan politik kotor akan dapat memutus tali silaturahmi antar sesama masyarakat Sragen.
“Saat ini sudah mulai adanya tim IT yang bermain politik kotor dengan menggunakan akun bodong (palsu) yang dikendalikan 1 orang dengan membuat beberapa akun hingga jumlah yg banyak hanya untuk memudahkan pendulangan suara, meskipun itu bagian dari strategi politik pemenangan yang disebar didunia maya. Tapi saya rasa itu akan menimbulkan efek saling “timpa komentar” atau komentar bola liar di di media sosial bahkan hingga berdampak ke masyarakat.
“Kepada lapisan masyarakat serta para pegiat sosial media jangan menanggapi serta jangan mudah terpancing dengan isu politik kotor, Kita harus tetap mengedepankan politik santun,”
Dalam kesempatan ini, Edot kembali berpesan kepada masyarakat Sragen dan dan para pengguna media sosial agar selalu mawas diri dalam menyikapi polemik politik jelang pilkada sragen dan tetap bijak berpendapat dan hindari komentar di sosial media yang dapat berdampak pada diri sendiri khususnya para pengguna media sosial di facebook, instagram maupun twitter yang menggunakan akun asli karena bisa jadi boomerang “screenshoot” bukti dari komentar di wall atau kolom jangan sampai terpancing emosi percakapan di sosmed sebab saya rasa ada banyaknya si pembuat akun bodong/ palsu untuk memperkeruh suasana.
Edot selaku pegiat media sosial menghimbau agar para pengguna sosial media yang haus akan perihal informasi dunia politik pilkada sragen tetap menjaga etika bermedia sosial agar penyebaran informasi yang buruk di dunia maya tidak sampai terealisasi dikuping para lapisan masyarakat nyata (non sosmed).
Penulis: Adiat S.