by

Sinergitas ASJI 2019 Relevansinya Dengan Kitab Taru Premana Empu Kuturan Bali

-Nasional-596 views

Wartaindonews, Bali – Bersama Adriani Retnaningtijas yang biasa disebut Bunda Biyung AR, Guntur Bisowarno S.Si., Apt Ketua ASJI yang sudah menjalin komunikasi intensif sejak bulan Desember 2018 hingga Desember 2019, setahun lamanya dari inisiatif bersama satu sama lainnya, kita memasuki beragam perjalanan di darat, di udara dan di medsos, sampailah Guntur Bisowarno, membagikan Perjalanan Riset PAR Partisipatory Active Research, Penelitian Kualitatif Terlibat Aktif, sejak 2012 hingga 2019 sekarang ini dan pernah di sempurnakan Metode Risetnya oleh drh. Prabowo Respatiyo Caturroso Ph.D., dengan 4 Pilar OR&R [:Operation Research and Realpolitika]: dalam Kajian Riset Sejarah Budaya Esensi Esensialitas Aliran Saluran Pengetahuan Ilmu dari Apoteker Saintifikasi Jamu Indonesia [ASJI] ~ Saintifikasi Obat Tradisional Indonesia yang ada di Pulau Dewata Pulau Bali dari Kitab Taru Premana, Empu Kuturan yang pernah hidup secara nyata, otentik, terbukti pernah ada, hadir dalam hadiratNya di Pulau Dewata tersebut; Pulau yang ada di dalam Wilayah Kawasan Bioregion Negara Republik Indonesia sebagai Pusat Penyembuhan dan Pengobatan Kesehatan Komprehensif dan Kebugaran Holistik Wisata Internasional, apa adanya, dan sudah beragam bukti fakta serta literasi literasi tingkat Dunia Internasional yang dapat memperlihatkan kebenarannya tersebut.

Kita mulai dari sini, salah satu jalur inisiatif jalan pembelajaran ilmu pengetahuan [management knowledge] dan pengetahuan ilmu [saintifikasi] dari inisiasi tersebut.

” Om Awighnam Astu Nawasiwa Budhaya”

Dahulu ada seorang Empu bernama ” Empu Kuturan”. Beliau seorang dukun Sidi Waskita, selalu dingin tangan jika beliau mengobati orang sakit. Beberapa hari beliau dapat mengobati serta menyembuhkan segala penyakit. Beliau belum pernah gagal selama menangani orang sakit dan selalu berhasil walaupun dalam keadaan sakit parah.

Suatu hari entah apa penyebabnya beliau menjadi sangat kecewa setiap pasien yang diobatinya kebanyakan menemukan ajalnya. Pada saat itu beliau ” Erang ” menanggung rasa malu yang tak terhingga, kemudian timbul niat beliau untuk bersemedi “samadi sidi koro” dan tak lama kemudian beliau mendengar ada suara ” Sabda ” di awang awang atau ambara. Terdengarlah Sabda dari Betari Khayangan.

Setelah mendengar Sabda tersebut akhirnya Empu Kuturanpun “MENGETAHUI NAMA PEPOHONAN sebagai OBAT”. Selanjutnya pohon itu datang satu demi satu untuk menyatakan kegunaan masing masing. Bagaimanakah caranya untuk menyatakan diri mereka sebagai obat adalah sebagai berikut :

Pertama-tama datanglah pohon “Kepuh” lalu bertanya,” mengapa Prabu Empu murung seperti ada kesusahan? dan kalau boleh hamba tahu kenapa pula Prabu Empu Kuturan berada di kuburan?”

” Hai pohon kepuh mungkin engkau sudah tahu mengapa aku berada disini, aku kecewa karena gagal sebagai dukun. Untuk itulah aku kemari.” demikian jawab Empu Kuturan.

” Ratu Sang Prabu, jika demikian, ini adik adik hamba yang datang dipergunakan sebagai obat, namun hamba minta maaf karena tidak bisa dipakai obat. Tapi adik saya pohon Kepah bisa,” jawab pohon Kepuh.

1. Saya bernama pohon “Lata, kulit [babakan] saya sedang [dumellade]. Saya dapat dipergunakam untuk obat sakit uyang [gelisah]. Ambil kulit saya sebagai wedak lulur [boreh] untuk seluruh badan. [Baca : Dalam Kitab Taru Premana Empu Kuturan, Penyakit Gelisah Kejiwaan ada Obat Tanamannya, catat itu].

2. Saya bernama pohon ” Kepopoh “, wasiat saya panas, sedangkan kulit [babakan] saya sedang [dumelade] dan daun saya panas. Akar saya sejuk [tis] saya bisa dipakai untuk uap [ boreh ] untuk perut orang sedang hamil. Pakailah kulit [ babakan ] saya diisi dengan campuran pulasari dan bawang putih [allium sativum] dua siung. [Baca : Dalam Kitab Taru Premana Empu Kuturan Sudah Ada Terapi Tanaman Obat untuk sakitnya Orang Hamil ].

3. Saya bernama pohon ” Buyung-buyung putih” [Bidens pilosa] wasiat saya panas daun saya panas [anget] dan getah saya sejuk [tis] serta akar saya sejuk [tis]. Saya bisa dipakai obat ayan [mulut berbuih]. Carilah akar saya untuk sembar [simbuh] pada ulu hati dan campur akar saya dengan mesuwi, ditambah dengan merica putih [gundil] dan garam ireng [uyah ireng]. [Baca : Dalam Kitab Taru Premana Empu Kuturan dari satu tanaman bisa dapat beragam wasiat, daun, kulit babakan, akar, getah, dll serta membutuhkan beberapa campuran ramuan untuk tanaman obatnya].

Demikian cuplikan dari 302 Tanaman Obat dari Kitab Taru Premana Empu Kuturan dari Terjemahan TARU PREMANA Khasiat Tanam Tanaman Untuk Obat Tradisional, Terjemahan Dra. I Gusti Segatri Putra, Denpasar 19 Juli 1999 Percetakan Bali.

Zhuan Falun, Versi Bahasa Indonesia, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Raya, Jakarta 2001, beserta Buku BukubRiset Para Biologis, Fisikawan dan Kimia Organik Tanaman yang lainnya, mereka sudah menemukannya dengan metode pembuktian dan sampai pada kesimpulan Tanaman mempunyai Indera ke 6 ESP [Extra Sensoric Perception] untuk menerima dan mengerti secara cerdas dalam mengindentifikasikan perilaku dan emosi manusia terhadap diri tanaman itu sendiri terutama dan ruang lingkup hidup kehidupan manusia sekitarnya, dan ditambah buku best seller ” The Miracle of Water” karangan Dr. Masaru Emoto dari Jepang, yang menggambarkan kristal kristal air yang di rekam dan dibidik dalam kamera khusus berdiafragma akurasi cahaya tinggi dalam suhu rendah, mampu menggambar respon baik dan buruk: dari air dan kristal air: atas intervensi dan induksi dari kata kata, tulisan, swara serta musik dan mantra doa dapat menghasiljan bentuk bentuk kristal yang buruk utk treatmen perilaku intervensi yang buruk, jelek, jahat, biadab dan beremosi buruk, sebaliknya nampak mandala tampilan bentuk kristal air inti kristal air yang indah, cantik, cemerlang dan penuh energi untuk terpaan intervensi yang baik, bagus, suci, luhur dan agung dari doa, kata kata, tulisan dan musik musik tersebut.” Demikian penjelasan Apoteker Guntur Bisowarno S.Si., Apt selaku ketua ASJI sedikit banyak membocorkan kunci kunci Kajian Saintifikasi Jamu, yang hendak di persiapkan dengan seksama dan bertahap bersama AWPI [Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia] Dewan Pimpinan Pusat, dan secara fungsional bersama Bidang Humas dan Kerjasama Antar Lembaga Bunda Biyung AR, bersama DPD se~Bali, khususnya yang bersedia berkenan dan siap mengelaborasikan Kajian Sinergitas ASJI dalam Kitab Premana Empu Kuturan, salah satu yang sedianya memiliki potensi dan peluang adalah AWPI Cabang Tabanan, beserta Jaringan Apotek di Kawasan Bioregion Tabanan, Sinergitas ASJI ~AWPI DPP dengan Ketua Umumnya Hengki Ahmad Jazuli [Hasil Konggres Luar Biasa AWPI Lampung, 26~28 November 2019] dan AWPI DPD Bali dan AWPI DPC Tabanan Bali, Sebuah Perpaduan Terapi Kesehatan Komprehensif~Kebugaran Holistik bersama Herba Murni 100 % Tanpa Pengawet dan Campuran Tepung Apapun, berbasis Teknologi Tepat Guna yang sudah dipatenkan, SOP Standar Operation Procedure 11 Tahapan, dari Hulu Hilir, Invention Inovator Suprijanto, Teknologi Modern Kuno Klasik Rumah Toga Lestari, Tangerang Kota, Propinsi Banten, yang sudah melakukan Kemitraan Strategis di beberapa daerah di Indonesia, bersama ASJI- ASPETRI [Asosiasi Pengobatan Tradisional Ramuan Indonesia].

Adapun Team Audit dan Team Ahli serta Dewan Pakar untuk menangani Perkara Kajian Kitab Lontar Taru Premana Empu Kuturan Bali, Guntur Bisowarno ASJI sudah berkoordinasi dengan Para Staf Pengajar LKP RUMAH TOGA LESTARI, Pimpinan Suprijanto, seperti Suhu Thio Eng Lan, Ahli MetaFisika Energi Quantum Semesta Raya beserta Isinya, dalam Pembelajaran Alur Aliran Energi Getaran Vibrasi Frekuensi FISIK dan METAFISIKA dari Meredian Manusia, Hewan, Tumbuhan dan Mineral yang terkait Kesehatannya Secara Komprehensif dan Kebugarannya Secara Holistik beserta akibat buruknya dalam Beragam Penyakit Medis yang bisa di cross check dengan hasil hasil pendataan dari Diagnosa Kedokteran Modern Konvensional; dan juga oleh Guntur Bisowarno bersama beberapa Ahli Pembaca Aksara Lontar beserta Energi Murni Pengetahuan Ilmu yang terkandung di dalamnya. (Guntur Bisowarno)

Kontributor

Comment

Leave a Reply