Wartaindonews, Karanganyar – Pengarahan fungsi MUI Intruksi tentang acara keagamaan yang ada di masyarakat supaya maksimal. Untuk itu butuh konsep dan metode yang bisa dilaksanakan di kecamatan Colomadu, untuk itu mohon bimbingan dari MUI Karanganyar, demikian sambutan Hafidin dalam acara Silaturahmi Pengurus MUI kabupaten Karanganyar dan Colomadu yang berlangsung di Balai desa Blulukan pada hari Sabtu, 19 September 2020.
H.Abdul Muid selaku MUI Karanganyar dalam sambutannya mengajak kepada masyarakat agar waspada terhadap marak bahaya laten Komunis di tengah masyarakat, yang nanti akan disampaikan oleh bapak Danramil dan stakeholdernya.
“Level paling bawah MUI adalah di tingkat kecamatan tidak sampai desa. Ormas keagamaan seperti NU, Muhammadiyah, MTA ,Al Irsyad dll, sudah masuk dalam MUI Karanganyar” papar bapak yang juga ketua IPHI Karanganyar ini.
Berkenaan dengan covid telah ada fatwa, himbauan, intruksi tentang program acara keagamaan, tapi tidak gampang untuk menjalankannya. Ada pesan lagi dari MUI pusat, saran-saran tentang prosedur pelaksanaan keagamaan sesuai zona -zona yang ada.” Tandasnya.
Protokol kesehatan harus di disiplinkan, terutama masker dan jaga jarak di area publik.
MUI terus mengajak taqorub ilallah. Seperti sholat jamaah tidak berbenturan dengan aturan protokol.
Maka harus ada koordonasi dengan para pemangku kepentingan. Ada program secara tertulis, máklumat, akan ada panduan dari MUI pusat.
Masalah peredaran makan non halal di warung makan serta penyembelihan yang bengkok dari syari. Hal-hal itulah antara lain yang mungkin perlu di koordinasikan,” ujarnya.
Camat Colomadu, Eko Budi Hartoyo menginformasikan sebenarnya Pertemuan ini rencananya diadakan di Aula Kecamatan, namun dialihkan di Balai desa Blulukan supaya sesuai dengan protokol kesehatan.
“Mobilitas orang sangat tinggi karena daerah perlintasan sehingga resiko covid di Colomadu sangat tinggi” jelas camat yang belum lama menjabat di Colomadu.
“Tergantung disiplin pribadi untuk menekan angka penularan, karena terbatasnya ruang perawatan di rumah sakit. Kalau ada satu orang dalam satu rt jangan ada kegiatan apapun dalam satu rt. Jangan sampai kena covid walau status OTG, karena gak enak dikurung 14 hari walau di rumah.” Tambahnya.
“Ada dua materi yang disampaikan dalam acara ini yaitu materi keorganisasian MUI dan Kewaspadaan akan bahaya komunisme dan radikalisme di Indonesia.
Komunis akan bermetamorfosa menjadi bentuk baru, gerakannya makin sulit dikenali dan menyusup ke berbagai lini tanpa disadari.”
“Kebangkitan ideologi komunis makin terlihat nyata, ada kelompok yang ingin memutar fakta sejarah seolah mereka adalah korban.”
kata salah satu panitia.
Sebelumnya acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Quran dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Hadir dalam kegiatan ini kurang lebih 90 tamu undangan, Danramil, Kapolsek serta Ketua KUA Colomadu.
Menurut sumber yang dipercaya, kegiatan ini dibiayai oleh dana talangan MUI Karanganyar. Begitu juga Salah satu kegiatan MUI Colomadu telah membagikan sebanyak 110 sembako di masa covid-19 pada bulan Ramadlan ke-11 desa se-Colomadu” pungkasnya. (H45F4R’920)