Wartaindo.news – Klaten. Sejumlah proyek di Desa Kedungan Kecamatan Pedan Klaten yang pembiayaannya menggunakan anggaran Dana Desa tahun anggaran 2018 hasilnya jauh dari harapan. Warga menilai proyek desa tersebut diduga sarat korupsi yang dimainkan oleh pihak pelaksana dilapangan.
Riyono, salah satu warga desa setempat mengatakan, bahwa anggaran Dana Desa di kampungnya sulit diawasi lantaran tidak adanya transparansi dari perangkat desa terutama Kades.
Meskipun demikian, kata Riyono, setidaknya ada 8 proyek yang pembiayaannya menggunakan Dana Desa diduga terindikasi adanya penggelembungan dana atau Mark Up anggaran.
“Warga berharap, Kejari Klaten maupun pihak terkait dapat turun ke daerah kami ini untuk melihat langsung bagaimana fakta pengerjaan proyek yang diduga hanya menghamburkan anggaran tanpa hasil yang memuaskan,” ujarnya, Rabu (20/02/2018).
Menurut Riyono, Dana Desa yang telah digunakan untuk mendanai sejumlah proyek perlu dan mendesak untuk dilakukan audit kembali.
Pasalnya, ia menuding diduga telah terjadi penyimpangan baik spek maupun kwalitas proyek serta anggaran.
Adapun dugaan kedelapan titik proyek yang dimaksud tersebut antara lain :
- Talud berlokasi di Dukuh menelan anggaran sebesar Rp 150 juta dianggap tidak sesuai dengan fisiknya;
- Proyek Umbul menggunakan anggaran Rp 45 juta tidak standart dan terkesan mubazir;
- Pengadaan tiang listrik 15 biji dengan biaya Rp 41 juta dianggap berlebihan;
- Tutup saluran air memakai dana Rp 35 juta tidak sesuai harapan;
- Rehap saluran air dukuh Mipitan tidak jelas;
- Rehab kios dengan menggunakan double anggaran;
- Rehab TK Pertiwi sebesar 45 juta tidak sesuai fisik atau kenyataan dilapangan; dan
- Mega proyek pengadaan urug lapangan Kledungan menggunakan double anggaran yaitu Dana Desa Rp 150 juta dan Bankeu Kabupaten Klaten Rp 150 juta.
Dijelaskan Riyono, dari delapan proyek tersebut diduga ada unsur memperkaya diri sendiri maupun kelompok. Banyak warga curiga dengan pengelolaan yang tidak transparan akan mudah melakukan penyimpangan. Hal itu, lanjut dia, ditengarai oleh banyak pihak, keuntungan dari proyek dibagi-bagi.
Sementara itu, terkait hal tersebut Kepala Desa Kedungan belum bisa dikonfirmasi. Saat mau di wawancara lewat telefon, hp tidak pernah aktif.
Menurut Bendahara Desa Kedungan Sri Widodo, bahwa pihaknya hanya mengeluarkan uang sesuai SOP, dan tidak tahu-menahu terkait pekerjaan proyek dilapangan.
Comment