Wartaindonews, Malang – Salah satu keunikan hari raya Idul fitri di Indonesia adalah yang disebut dalam bahasa Jawa sebagai riyayan. Satu-satunya tradisi yang menjadi khazanah budaya Indonesia yang tidak ditemukan di Islam Timur tengah. Tradisi saling bermaaf maafan, kunjung sanak famili tetangga dan makan bersama disitulah ciri khasnya.
Tak terkecuali di Kampung Heritage Kajoetangan , gelaran Riyayan Nang Kajoetangan Sabtu (5/6) tahun ini justru di gelar sebagai perayaan bersatunya 4 RW (1, 2, 9, 10) Kelurahan Kauman Kecamatan Klojen Kota Malang dalam satu managemen Pokdarwis KJT.
” Dampak pandemi Covid 19 di KJT yang tidak menerima kunjungan wisata justru di gunakan warga untuk konsolidasi, gotong royong memperbaiki destinasi”, terang Mila Kurniawati Ketua Pokdarwis KJT dalam sambutan pembukaan Riyayan Nang Kajoetangan. Terbukti RW 2 tahun ini bargabung untuk turut serta mengembangkan Kampung Kayutangan sebaga wisata Heritage di Kota Malang.
Meskipun Kampung Kajoetangan berada di tengah Kota, ternyata warganya tetap menjaga tradisi lama dan warisan budaya leluhurnya. Riyayan dengan saling berkunjung ke antar tetangga masih terjaga temasuk jajanan khas lebaran jaman dulu masih banyak di temukan. Kegiatan berkunjung di KJT di kemas dalam acara susur kampung dan icip icip jajanan lawas.
Dalam kesempatan itu Hadir Prof. Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MT dosen senior ITN yang telah membuat 2 buku tentang Heritage Kajoetangan didampingi Ir. Budi Fatony, MT, Tjandra Purnama Edhi dan disusul kemudian Birom G dan Agung H Buana masing-masing sebagai pembina KJT. “Kekuatan Kayutangan ada pada warga masyarakatnya yang selaman ini telah menjaga kampungnya sebagai cagar budaya dan kawasan heritage”.
Sepanjang susur kampung di beberapa sudut ditemukan bazaar kuliner jajanan lawas serta pameran kerajinan. Yang menarik saat undangan menyantap makanan nasi jagung di suguhi hiburan musik keroncon dengan lagu lagu nostalgia menambah suasana lawasnya. Di penghujung acara juga ada acara galak gampil bagi bagi uang kepada anak anak kecil sebagai bagian dari tradisi riyayan.
Hadir Disporapar Kota Malang yang di wakili oleh ibu Endang dalam sambutannya mengatakan “riyayan nang kayutangan ini merupakan event kalender wisata Kota Malang yang tahun ini berjumlah 40 event yang digelar di masing-masing kampung tematik”. Sudah barang tentu dengan menggunakan protokol kesehatan dengan tujuan di gelar event sebagai bahan promosi wisata dan riyayan sebaga sarana menggiatkan lagi warga kampungnya. Imbuh endang.
Riyayan Nang Kajoetangan ini juga di hadiri 21 perwakilan pokdarwis kampung tematik se Kota Malang. Ki Demang Ketua Forkom Pokdarwis mengatakan “riyayan ini sebagai kebangkitan wisata heritage Kota Malang, wisata di Kayutangan yang paling kaya sejarahnya, kampung wisata yang paling besar dan paling luwas wilayahnya”. Saya berharap kampung ini di jaga lingkungannya, kawasannya, objek cagar budayanya sehingga kedepan Kayutangan akan menjadi prototipe wisata heritage terbaik di Jawa Timur. Ungkap pria yang bernama asli Isa Wahyudi yang juga penggagas Kampung Budaya Polowijen.
Selama KJT tutup karena masa pandemik Covid 19 , KJT telah diperbaiki sistem dainase, jalan lingkungan, sungai, jembatan dan beberapa sport tambahan untuk media pengunjung berswafoto dalam rangka menyambut program wisata heritage Kota Malang. (Ki Demang)
Comment