Revitalisasi dan Reaktualisasi Nilai-nilai Kebangsaan Indonesia di Era Post Truth

Artikel3,097 views

Menurut Asvi, pahlawan nasional sangat penting karena menjadi memori kolektif bangsa. Umat Katolik selain memiliki Monsinyur Soegijopranoto, juga memiliki pahlawan nasional seperti Agustinus Adisutjipto, Ingnatius Slamet Rijadi, Yos Sudarso, dan IJ. Kasimo. Sejak di Volksraad, Kasimo bersahabat dengan Natsir dan Leimena. Memori kolektif ini perlu untuk terus dikenang dan diingat oleh bangsa ini. Asvi pun terus mendorong agar Frans Seda juga bisa menjadi pahlawan nasional sebagaimana pernah diusulkan oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak tahun 2010.

Berbicara tentang peristiwa sejarah pasca kemerdekaan Indonesia, Asvi yang ahli peneliti utama LIPI dan bergelut dalam pelurusan sejarah Indonesia itu mengungkapkan tentang peristiwa “gedoran” di Kampung Sawah. Tanggal 7 Oktober 1945, Gereja Kampung Sawah dibakar, terjadi kekerasan, pencurian dan perampokan berbulanbulan, umat katolik yang sudah bermukim di sana sejak tahun 1896 kocar-kacir mengungsi ke Jakarta. Baru pada tahun 1946 sekelompok umat katolik yang mengungsi itu berani kembali ke Kampung Sawah. Sekarang, mereka yang berbeda agama itu bisa hidup rukun, budaya lokal juga bisa diserap oleh Gereja. Kampung Sawah yang menjadi ikon kampung toleransi beragama belum lama ini memperoleh kunjungan dari masyarakat Uni Eropa.

Menurut Grace Natalie, meluruskan sejarah itu perlu keputusan politik, melawan intoleransi juga sebuah keputusan politik. Jangan serahkan nasib kita ke tangan elitelit politik. Dr. Sony Soeharso, salah satu Deputi pada Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang hadir dalam acara Dialog Kebangsaan ini menyampaikan usulan
yang disebutnya strategi ORAL (Omongkan, Ramaikan, Arus utamakan, dan Lembagakan) untuk merevitalisasi dan mereaktualisasi nilai-nilai kebangsaan Indonesia di ruang publik. Kalangan agamawan maupun akademisi, perlu hadir mengisi dahaga keberagamaan publik lewat ruang-ruang media sosial. 

 

Oleh: Ruddy Nararyo Saroyo, Forum Hubungan Antar Agama & Kemasyarakatan Dekenat Jakarta Selatan.

Kontributor

Leave a Reply