Anggapan kegagalan adalah sebuah keberhasilan yang tertunda, tidak sepenuhnya benar karena keberhasilan itu dapat tergagalkan oleh pihak lain ataukah diri sendiri. Bilamana tergagalkan oleh karena pihak lain, berarti kita harus berusaha lebih keras dan mempelajari strategi baru untuk menghadapinya kembali. Dari kegagalan demi kegagalan dapat memberikan pelajaran dan wawasan berharga untuk dapat belajar dari pengalaman. Tetapi lain halnya dengan tergagalkan oleh diri sendiri, diri kita diminta untuk “berkaca”, karena yang mengetahui sebab kegagalan adalah diri sendiri. Orang itu sendirilah yang dapat mengambil sikap dan niatan, memutuskan menggapai keberhasilan yang tertunda ataukah akan terus meratapi kegagalanya. Tiap orang pastilah pernah mengalami kegagalan tetapi meski keberhasilan tergantung dari diri sendiri tetapi tetaplah membutuhkan pihak lain.
Jangan melihat keberhasilan seseorang ketika yang bersangkutan telah sukses saja, tetapi lihatlah perjuangannya untuk bisa sukses. Tidak ada di dunia ini yang disaat kemunculannya langsung sukses dan tanpa kelemahan. Ketika seseorang tidak dapat melakukan sesuatu hal maka dia akan mencari kiat-kiat khusus yang lain supaya dia tetap dapat melakukannya. Untuk meraih keberhasilan sangat diperlukan menyusun skema pelaksanaan yang dinamakan rencana, sebab bilamana tidak disertai dengan rencana maka tindakan tersebut adalah spekulasi. Tanpa rencana dan spekulasi suatu tindakan sebenarnya tetap masih dapat dilakukan yaitu dengan cara mengambil jalan pintas yang cukup mempersingkat waktu untuk sampai tujuan tetapi bukan jaminan kalau tujuan itu akan di tangan dalam jangka waktu yang cukup lama. Rencana memerlukan waktu yang lebih lama daripada spekulasi dan jalan pintas, baik dalam penyusunan sampai dengan tindakan.
Tiap individu memiliki tujuan hidup yang berbeda-beda dan lebih dari satu karena tiap orang memiliki perbedaan hasrat dan selera. Tentunya mereka memiliki cara, pengartian hidup, proses dan prinsip yang berbeda pula. Dikarenakan perbedaan-perbedaan inilah yang seringkali diproses melalui cara-cara yang negatif. Oknum-oknum mempunyai tujuan hidup dan prinsip menjadi orang yang kaya raya, maka dia menggunakan kiat-kiat khusus (proses) untuk mengkorupsi sejumlah dana. Seringkali oknum seperti itu kurang melihat baik buruknya suatu proses, asalkan tujuan hidupnya tercapai maka selesailah sudah. Akan tetapi cara-cara seperti itu seringkali tidak berakhir dengan kebahagiaan, disamping itu orang-orang yang melakukan hal tersebut selamanya akan dirundung dengan rasa bersalah.
Yang menjadi pembeda dari proses yang disertai dengan prinsip adalah cara dan tujuan hidup manusia. Ketika rencana sudah dibuat dan mulai dilaksanakan, rencana tersebut berubah menjadi proses. Tolok ukur keberhasilan dilihat dari kesiapan, pengalaman, kedewasaan, kesabaran dan ketekunan seseorang dalam menghadapi proses. Apakah yang akan terjadi apabila kita hanya diproses tanpa memiliki prinsip? Kita akan dengan mudah diombang ambingkan oleh masalah karena kita tidak mempunyai keteguhan.
Tempo hari ada bisnis suatu tanaman yang sempat fenomenal dalam kemunculannya. Dengan obyek yang seperti itu terdapat jumlah nominal transaksi yang mengagumkan, menjadikan masyarakat seperti berlomba-lomba untuk masuk dibisnis tersebut. Meski kurang masuk diakal tetapi masyarakat terkesan tidak peduli, yang terpenting adalah tujuan hidupnya berhasil tercapai dengan sedikit atau tanpa melalui proses. Dan akhirnya masa kejayaan bisnis tanaman tersebut muncul dengan indahnya tetapi dalam waktu relatif cepat cahaya itu menghilang. Mengetahui bahwa tidak mempunyai sarana dan prasarana balap yang memadai tetapi tetap nekat mengikuti ajang balap liar. Tujuan hidup dan prinsip dia sudah jelas, kemenangan dan sejumlah uang sebagai imbalan dari keberhasilannya, tetapi proses mendapatkannya sungguh sangat disayangkan, selain ilegal juga membahayakan jiwa.
Menentukan arah tujuan pribadi adalah hak dari masing-masing pihak. Dari Solo kita akan berkendara menuju Semarang, kita pilih rute melewati Yogyakarta, Kebumen, lalu menuju kearah Semarang. Apakah tindakan itu salah? Tidak sepenuhnya keliru. Sah-sah saja orang merancang proses untuk mendapatkan tujuan. Bisa jadi di kota-kota sebelumnya ia ingin melakukan sesuatu hal terlebih dahulu sebelum menuju kota tujuan atau terkendala jalan rusak atau karena sebab-sebab yang lain maka ia memilih rute tersebut. Itulah salah satu dari sekian banyak perwujudan dari kendala. Orang lain terkadang tidak mengetahui arah dari proses yang kita putuskan dan cenderung menilai hasil akhir dari apa yang kita raih saja.
Alangkah indahnya apabila berbagai tujuan hidup dengan segala proses yang ada dapat terlaksana sesuai dengan rencana masing-masing. Tanpa mensyukuri segala proses yang ada maka dengan sangat mudah Tuhan akan menarik kembali anugerah yang sedianya akan untuknya. Proses kehidupan akan berjalan dengan baik apabila kita mau menerima, menjalani dan mencintai setiap rencangannya. Proses “pembentukan diri” kadangkala tidaklah nyaman, tetapi inilah jalan yang harus ditempuh.
Penulis: Yudhi Widyo Armono, SE, SH, MH
Comment