by

Polowijen Rayakan Kebudayaan Melalui Karnaval dan Kirab Budaya

-Budaya-894 views

Wartaindonews, Malang – Karnaval dan Kirab Budaya dalam rangka Bersih Desa Polowijen 2019 yang diselenggarakan. Minggu (29/9/2019).

Karnaval dan kirab budaya ini adalah rangkaian penutup Besih Desa Polowijen yang sebelumnya jumat legi 13/9 diawali dengan gelar doa bersama di Petren Polowijen di tiga titik situs budaya polowijen yaitu situs Sumur Windu Ken dedes, Situs Joko Lolo, Makam Mbah Reni Empu Topeng Malang.

Dilanjutkan minggu berikutnya Sabtu (21/9/2019) Pentas Seni dan Campursari Penampilan Sendratari Topeng Polowijen dari Kampung Budaya Polowijen, Minggu (22/9/2019) dilanjutkan dengan Pengajian Akbar yang di hadiri Walikota Malang Sutiaji.

Rudy Karunianto Ketua LPMK sekaligus Ketua Panitia menyampaikan “karnaval dan Kirab Budaya Polowijen kali ini terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena diikuti oleh 80 kontingen perwakilan dari 6 RW dan 38 RW se Kelurahan Polowijen”. Hadir dalam Penyambutan Lurah, Danramil, Kapolsek Blimbing serta Disbudpar dan Anggota DPRD Kota Malang serta tamu undangan lainnya.

Ragam atraksi seni budaya di keluarkan di tampilkan sebagai wujud ekspresi warga Polowijen yang tiap tahun rutin 7 tahun berturut-turut menyelenggarakan Karnaval dan Kirab Budaya. Selain mobil hias yang mengakut anak-anak sekolah di lingkungan Polowijen ada juga oboh ogoh, barong, naga, replika patung dwarapala, candi singasari, kapal penisi, kereta kencana, watu kenong, sumur windu dan lain-lain.

Lebih dari 4.000 warga Polowijen laki-laki perempuan anak anak remaja dewasa tua muda keluar memadati sepanjang Jalan Polowijen dengan ragam kostum tradisi hingga modern. “Ini tradisi yang harus di lestarikan karena event ini sebagai momentum bertemunya warga Polowijen” Ungkap Eddy Widjanarko anggota DPRD Kota Malang. Dia menyebutnya ini sebagai hari Raya Kebudayaan Polowijen dalam sambutan di Panggung Penghormatan.

Suseno Lurah Polowijen menyebutnya bahwa “gelaran Karnaval dan Kirab Budaya Polowijen yang rutin di selenggarakan di bulan suro yang ke 7 ini patut di apresiasi sebagai sajian wisata budaya di Kota Malang” karena sudah menjadi adat dan tradisi Polowijen dan kedepan bersih desa akan diajukan ke musrenbang untuk mendapatkan anggaran yang cukup dan mampu menarik wisatawan”, Tegasnya. (Ki Demang)

Kontributor

Comment

Leave a Reply