by

Persiapan 100 Hari Pagelaran Wayang Tumurune Wahyu Jamu In Tlata Jawata

-Artikel, Budaya-970 views

Wartaindonews, SOLO – Wayang adalah Sejarah Perjalanan Peng~refleksi~an dalam kedalaman gerak dan diam dari alam trilokanata.

“KITAB WAYANG adalah dinamika dari esensi pertunjukan wayang itu sendiri, yang pada awal mulanya, wayang berangkat dari pertunjukan pemujaan roh para leluhur menjadi pertunjukkan rakyat di massa kini, sedang BAKTINYA adalah ketika sang dalang mencapai kesempurnaan dalam seni budaya teknologi karya atas maha karyanya, saat sang dalang mempersembahkan maha karyanya yg terbaik pada Trilokanata; perpaduan para penonton, alam jagad dan kepada Gusti Sang Akaryo Jagad, bersama semua crew dan peralatan instrumentalia pertunjukkan wayang tersebut.” Wejang Ki Sukana, Baptis De La.

Wayang dalam penemuan definisi baru bahwa “Bayang / Bayangan” adalah luas area yang tampak akibat benda kena sinar dan cahaya tersebut.” demikian ungkap Ki Guntur Bisowarno.

Artinya jelas, siapa wayang, siapa bayang dan bayangan, siapa sosok yang dikenai sinar dan cahaya, siapakah sinar dan cahaya tersebut.

Persiapan dan Perjalanan 100 hari kedepan, pementasan Wayang Wahyu Tumurune Jamu in Tlatah Jawata. Di Sutradarai oleh Ki E Hand.

Ada perjumpaan di sini yang tak biasa beberapa hari yang lalu, tepatnya pada 18 Mei 2019 yaitu “Pertemuan murid KI SUKASMAN, sang maestro Wayang Ukur, yang mana keluarga handai tolan dan murid-muridnya sedang berupaya menghidupkan kembali daya lenting gebrakan pembaharuan pakelirannya, senafas dengan aliran yang diperjuangkan oleh Bambang Suwarno,

Menghidupkan wayang pada kalangan anak muda dengan memunculkan dalang muda, Ki Sukana Baptis De La.

Semoga pelestarian budaya wayang kulit tak akan luntur di era industri 4.0. (Guntur Bisowarno)

Kontributor

Comment

Leave a Reply