Wartaindonews, SRAGEN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menggelar peringatan Nuzulul Qur’an Ramadhan 1440 H/2019 M di Pendopo Sumonegaran komplek Rumah Dinas Bupati Sragen, Rabu (22/5/2019) malam.
Turut hadir Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno, Jajaran Forkopimda Sragen, anggota TNI-POLRI-ASN, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Acara diawali dengan Buka Bersama, Sholat Maghrib, Isya’ dan Tarawih berjamaah, kemudian dilanjuykan acara inti yakni pengajian Peringatan Nuzulul Quran yang menghadirkan pembicara dr. KH. Agus Budiharto,M.Ag.
Dalam momen ini, Bupati meminta masyarakat tidak terpengaruh dengan berita provokatif yang menimbulkan perpecahan kesatuan berbangsa dan bernegara.
“Kita harus mewaspadai isu-isu yang tidak benar seperti hoaks, ujaran kebencian, dan fitnah. Marilah kita perkokoh persatuan dan kesatuan (untuk menangkal pihak-pihak) yang merongrong NKRI,” pinta Bupati.
Bupati mengingatkan kerukunan umat di Kab. Sragen harus dapat tercipta guna mencegah gesekan – gesekan sosial antar masyarakat dengan masyarakat lainnya supaya tidak ada timbul korban jiwa.
“Kehidupan bertoleran di Kabupaten Sragen agar terus dipertahankan agar tercipta Kabupaten Sragen yang aman, kondusif dan selau Guyub Rukun.” terangnya.
Kapolres Sragen AKBP Yimmy Kurniawan menyampaikan jika 13 hari lagi perayaan Idul Fitri banyak beredar isu melalui media sosial, sarana komunikasi ini menjadi primer yang berakibat berkembangnya berita hoax dengan cepat.
Oleh karena itu pihaknya menghimbau agar masyarakat selalu bijak dalam bersosial media.
Semantara inti tausiyahnya, dr. KH. Agus Budiharto,M.Ag. menerangkan makna malam Nuzulul Qur’an dimana Nabi Muhammad SAW menerima wahyu Al Quran.
“Al Qur’an ini memuat ilmu yang luar biasa, makna makna tersirat yang luar biasa, sebagai contoh hidup di masyarakat orang-orang yang beriman harus melakukan komunikasi sosial secara baik,” jelas Bupati.
Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan penyerahan Pentasharufan oleh Baznas Kab. Sragen kepada kyai/ustadz sebanyak 200 orang masing-masing 500 ribu rupiah, kepada penjaga masjid masing-masing 200 ribu rupiah sebanyak 100 orang, dan kepada santri sebanyak 300 orang masing-masing 300 ribu rupiah. (Red/heri)
Comment