Wartaindonews, Sragen – Koramil 02/Karangmalang melaksanakan kegiatan Komunikasi Sosial dengan Komponen Masyarakat TW II TA 2020 dengan tema “Bergandengan Tangan Membangun Negeri, Memperkokoh Persatuan Kesatuan” yang di laksanakan di Gedung Serbaguna Kantor Kecamatan Karangmalang.
Hadir dalam kegiatan Sriyono, S.Sos MM (Camat Karangmalang), Kapten Inf. Prihatin Yudo Triwidodo (Danramil 02 Karangmalang), Ipda Heru Purnomo (Kasat Binmas Polsek Karangmalang), dr Harris Almaca (Ka Puskesmas Karangmalang), Paino, S.Ag (Ka KUA Karangmalang), Ka Desa / Ka Kelurahan se-Kec. Karangmalang, Ketua Pepabri ranting Kr malang, Ketua FKPPI Ranting Kr malang beserta pengurus, Ketua HIPAKAD Ranting Karangmalang beserta pengurus, Ketua Cab. PSHT, Ketua Cab. Silat Garuda Sakti, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Pemuda Kec. Karangmalang serta Tamu Undangan lainya.
Dalam materinya Danramil 02/Karangmalang Kapten Inf. Prihatin Yudo Triwidodo menyampaikan materi tentang Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara. Dalam kesempatan tersebut, Dia menekankan kepada segenap unsur masyarakat tentang pentingnya nilai-nilai wawasan kebangsaan dan semangat bela negara.
“Karena, bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga menjadi kehormatan setiap warga negara dengan penuh kesadaran serta tanggung jawab, rela berkorban bagi negara dan bangsanya,” kata Danramil.
Menurutnya, wawasan kebangsaan dan bela negara berperan besar dalam pembentukan generasi bangsa yang cerdas. Namun kecerdasan tersebut tidak akan berarti apa-apa jika tidak diperkaya dengan karakter kebangsaan yang kuat.
Perhatian terhadap nilai-nilai kebangsaan khususnya sikap semangat bela negara untuk memperkaya karakter menjadi manusia Indonesia yang utuh sangat penting dewasa ini.
Lebih lanjut Prihatin Yudo menjelaskan, bela negara bisa dimaknai sebagai sikap dan prilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945. Pada UUD 1945 telah menegaskan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
“Sampai saat ini, masih ada yang beranggapan bahwa bela negara itu seolah-olah hanya berupa kegiatan memanggul senjata sehingga menimbulkan presepsi bahwa keadaan damai, aman dan tentram, bela negara tidak relevan dan tidak diperlukan lagi,” katanya. Red(Heri/hms)
Comment