by

Pengajian Rutin Selapanan di Pon-Pes Nurul Huda Plosorejo, Gondang, Sragen Dihadiri KGPH Puger

Wartaindo.news – Sragen, Dalam acara pengajian rutin tersebut di hadiri KGPH Puger, Kapolres Sragen AKBP Yimmy Kurniawan, Dandim Sragen Letkol Kav Luluk Setyianto, Camat Gondang Catur Sarjianto, Danramil Gondang Kapten Warisman, Kapolsek Gondang AKP Kabar Bandianto.

Sambutan K.H Abah Syarif Hidayatullah selaku tuan rumah memberikan tauziah ”Manusia itu berwatak budi luhur, dalam kehidupan sehari – hari harus pandai bersyukur kepada Allah SWT dengan cara ibadah dan melaksanakan perintahnya dengan iklas dan rasa cinta kepada Allah dan Rasul – Rasulnya”.

Horizontalnya Manusia hidup berdampingan rukun, gotong royong, menghargai hak – hak orang lain tinggalkan sara.

Dalam Sambutan KGPH Puger, dalam budaya Jawa adiluhung ini, mencerminkan budi pakerti dan dialektika yang luhur, Manusia di ciptakan oleh Allah untuk berkumpul dan bermasyarakat membangun kerukunan tepo seliro dan lain – lainya, untuk menikmati bumi, langit, angin, air, udara, untuk kelengkapan kehidupan.

Maka Manusia di wajibkan manembah dengan cara keyakinan yang dianut kepada Allah menurut keyakinan masing-masing.

Pagelaran wayang kulit ini, KGPH Puger mengucapkan terima kasih kepada K.H Abah Syarif Hidayatullah, karena wayang kulit banyak mengandung filosofi Jawa, mulai gamelan, wayang, kelir, dan pelaku Yogo, sinden dan dalang, sebagai contoh, tokoh Bima sebagai perlambang kejujuran, tokoh Arjuna sebagai perlambang kasih sayang dan tokoh Nakulo Sadewo, sebagai perlambang kerukunan, Tokoh Yudistira sebagai perlambang religius.

KGPH Puger mengajak masyarakat untuk melestarikan budaya Jawa agar anak cucu kita tidak kehilangan sejarah atau Wong Jowo ilang Jowone, Saya sebagai Putra PB ke 12 amat sangat terbuka untuk bersama sama masyarakat melestarikan budaya Jawa.

Dalam acara pengajian tersebut, bersamaan pentas seni budaya wayang kulit dengan 3 dalang sekaligus yaitu Ki dalang Agung dari Gondang, Ki Dalang Deny dari Surakarta dan Ki dalang Suparjo dari Mantingan, Ngawi dengan Lakon, ” Semar kembar papat dan Gondomono lair, ” dalam pentas seni budaya wayang tersebut memukau penonton dari ontowecono, sabetan, goro – goro dan alur ceritanya sangat runtut.

Sampai akhir acara berjalan lancar dan tertip serta hadirin dan penonton merasa puas.

 

Kontributor – Imam Borneo

Kontributor

Comment

Leave a Reply