Purwosari Pasuruan Jawa Timur, 13 November 2024.
Malam itu, perjalanan Kita bersama Pimpinan Galeri Dharma Arjuna Jawa Timur, Dwi Indah Suryaningsih ke Dusun Kebon Agung Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan, 10/11/2024, bertemu Para Sesepuh dan Para Pelaku Sastra Budaya, di antaranya adalah Gus Hasan dari Dusun Kebon Agung, Pimpinan Padepokan Agung Sejati, Ki Jangkung asal Mojokerto, adiknya Ki Agung asal Pandaan, Kang Selamet asal Pucang Pandowo Kelurahan Sumber Suko Kecamatan Purwosari Pasuruan, dan Kang Ebet, Keponakan Gus Hasan, serta Mbah Kumis Putih, adik Gus Hasan, untuk menyaksikan Pagelaran Wayang Ringgit Purwo oleh Ki Dalang Jawa Timuran, “Sanggetan Baru Kuno”, Ki Sudarto, yang juga bagian dari Sesepuh Padepokan Tulis Tanpa Papan, dengan Lakon “Wahyu Tirto Wening”.
Petunjuk Pencerahan dari Tempat Pagelaran
Dusun Kebon Agung Desa Sukolilo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan, memiliki 8 Sumber Air, yang merupakan tujuan inti dari Pagelaran Wayang Kulit Purwo Ringgit, sebagai bagian dari rasa bersyukur kepada Alam dan Tuhan Sang Pencipta atas Karunia Sumber Sumber Air di Dusun Kebon Agung, dan yang terbesar adalah Sumber Segaran.
Petunjuk Pencerahan Sastra TANI : TAnda INI
Acara Siangnya dibuka dengan Dalang Ruwatan, Asal Dayurejo Ki Yanto dengan Lakon ‘PENDOWO TANI” di malam harinya di pucuki alias diawali oleh Dalang Yunior, Binaan Ki Yanto, bernama Ki Zaki, Umur 13 Tahun Kelas 1 SMPN 1 Pandaan, Kita mendapatkan adanya, Pencerahan Sandi Sastra ZAKI, di Sahkan IKI, apa yang sedang di SAH kan di Malam Pagelaran Wayang Kulit Purwo Ringgit Ki Sudarto tersebut sesungguhnya.
Pencerahan Pagelaran Wayang Kulit Purwo Ringgit 55 Tahun
Acara yang diselenggarakan oleh Ketua Panitia Haji Darmaji dan Pak RT Bakri, telah menggenapi Pagelaran Wayang Kulit Purwo Ringgit yang sangat Istimewa oleh Ki Sudarto, dimana data wawancara Kita, hal ini sudah berlangsung selama 55 tahun lebih, dimana setiap tahunnya, pasti ada Pagelaran Wayang Kulit Purwo Ringgit, dengan Lakon dan Dalang yang dipilih warga, yang di danai secara “urun rembukan” dan dana gotong royong oleh Para Warga Dusun Kebon Agung sendiri, Kelurahan Sukolilo, tempat Kita menyaksikan Pagelaran Wayang Lakon “Wahyu Tirto Wening” tersebut.
Pencerahan Babakan Kebon Agung
Dalam penjelasan Ki Sudarto, Sang Dalang menegaskan,” Kalau menurut sesepuh yang saya dapat, Kebon Agung itu : ya tempat di tanemnya jasat, (ditanamnya jasat), makanya ada tetembangan, (ada lagu berbunyi:) … turi turi putih di tandur no kebon agung, mbok iro kembang opo dst.”
Sehingga muncul pertanyaan lanjutan, dimana “Dusun Kebon Agung”, sejatinya mengarah pada petunjuk apa selanjutnya?
Pencerahan SASTRA KEBON AGUNG KEBEN AGUNG
KE BEN-ARAN – KE BON ARAN menjadi KEBENARAN, memang ada WIT buah pohon yang bernama Pohon KEBEN, sehingga dari warisan nama Pohon KEBEN, KEBEN Aran adalah salah satu “SANEPAN’, (“SAH INI PIN, PIN itu TANDA, PAN menjadi PIN, karena huruf hidup A bisa berubah menjadi I), dari LELUHUR, untuk Kita, yang seyogyanya direnungkan oleh Kita, dalam ruang waktu, massa siang malam, perihal Aran Aran Sebutan KE BEN NA RAN, sehingga dengan adanya ucapan dan tulisan “KEBENARAN” itu wujudnya apa KEBENARAN itu, di dalam diri, KEBENARAN dalam batin kita dan KEBENARAN, di dalam kenyataan kasunyatan hidup kehidupan sehari hari, di tengah suka duka, hingga derita nestapa tiada henti sampai kegirangan semu, hingga ketentraman, kedamaian, kebahagiaan sejati lahir dan batin.
Digenapi oleh Mbah Nangsir Budayawan Begawan dari Desa Kali Bawang Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta,” Bahwa Kebon Agung adalah Taman Jagad Raya, ada Jagad Gede dan Jagat Cilik.
Pencerahan Kebon Agung Taman Indonesia Nusantara
Sudah cukup dan tahukah Kita, bahwa Kebun Agung Taman Surga Terlengkap di Dunia, dengan kelengkapan dan kesempurnaan Keanekaragaman Hayatinya adalah Indonesia Nusantara.
Di dalam Kebun Agung tersebut ada SASTRA MANUSANTARA, di mana pada hakekatnya MANUSIA terlengkap di antara nya adalah MANUSIA JAWA, dengan Budaya Peradabannya adalah Manusia Yang SUDAH Bisa dan Mampu Mengerti Memahami serta menggunakan pengetahuan ilmunya perihal “JAWA : JAGAD WAHYU:, yang ada di dalam dirinya dan di RU- ANG LING- KUP HIDUP KEHIDUPANNYA, hingga di 3 Alam, Alam Bumi, Alam Samudera, dan Alam Kahyangan.
Pencerahan BIMO : Badan Tubuh Kita
BIMO adalah Badan Tubuh : adalah Wadah dari Dawuh Sabda Titah Wujud Dadi Ingsun Pribadi
Tujuan Wahyu Tirto Wening adalah ;
Wahyu Tirto Wening untuk Sesuci Para Pendowo, dalam Babakan Awal Dalang yang di Lakonkan oleh Ki Sudarto pada malam itu, 10/11/2024,, yang terlambat datang untuk Saresehan Kumpul Bareng di antara Para Pendowo adalah Bimo, karena BIMO wujud hakekatnya adalah Badan Tubuh Kita.
Ki Dalang Sudarto menyampaikan bahwa Intisari Wahyu Tirto Wening, ada diperuntukkan, untuk mencapai Kebeningan Membaca Kenyataan Kasunyatan Hidup dan Kebeningan di Dalam Batin serta Kejernihan Akal Budi Kita, untuk mengerti serta memahami kehendak Tuhan Yang Maha Esa, dalam perjalanan mencapai kesempurnaan hidup mulia sejati.
Untuk Kita sendirilah sejatinya “Wahyu Tirto Wening”, dimana dalam cara menerima ilmu hidup berkehidupan, Kita mem butuh kan kebeningan batin dan kejernihan berpikir serta kemurnian akal budi.
Sehingga Muncul KemBALI, Pencerahan SASTRA PENDOWO PENDEWE
Sehingga muncul Sastra PENDOWO menjadi berarti dan bermakna PEN DEWE, huruf O hidup berubah menjadi E, artinya Kita Sendiri, sehingga sejatinya, Kita Dewe Lah yang seyogyanya, harus nge PEN, “mersudi”:mencari sampai ketemu, menjadi paham, mengerti dan bersyukur serta selamat lahir batin, karena berhasil dalam pencapaian pencarian KEBENARAN sesungguhnya, sehingga muncul SASTRA KEBEN ARAN, KEBON ARAN, KEBENARAN.
Demikianlah Kisi Kisi Bahan Saresehan “Jagong Maton” Ngobrol Ngopi Bersama Kita selanjutnya.
Penulis : Guntur Bisowarno (Ketua Bamboo Spirit Nusantara)