by

Orang Jawa Punya “Weton” Untuk Peringatan Hari Kelahiran.

-Artikel, Budaya-2,159 views

Wartaindo.news – Dari beberapa orang Jawa yang kami tanya tentang wetonmu apa ? Tetapi Orang Jawa Sekarang, Banyak Yang Tidak Tahu, tidak pernah memperhatikan hari ini wetonnya apa ? Dalam kalender Jawa hari weton ada 5 (lima) yaitu Pon, Wage, Kliwon, Legi, Pahing. Kalau penanggalan nasional maupun internasional ada 7 hari yaitu mulai Senin sampai dengan Minggu atau Monday sampai dengan Sunday.

Ucapan selamat ulang tahun untuk tumbuk yuswo dari weton, dino (hari), sasi (bulan), wuku, untuk tahun Jawa akan sama tepat waktunya saat manusia berusia 32 tahun Jawa biasa disebut tumbuk alit dan saat manusia berusia 64 tahun Jawa biasa disebut tumbuk ageng. Demikian penjelasan dari KGPH Puger di depan para wartawan saat di kantor Damkar Pedaringan Solo ketika beliau meninjau prasasti yang ditemukan beberapa hari yang lalu di kantor Damkar Pedaringan.

Prasasti dalam bahasa Belanda tersebut adalah merupakan ucapan selamat dari warga Eropa yang berada di wilayah Surakarta dan sekitarnya ditujukan kepada Raja Pakoe Boewono ke X (PB.X) atas tumbuk ageng ke 64 tahun jawa.

Prasasti tersebut merupakan bukti dan saksi bisu sejarah bahwa kita orang Jawa punya budaya, merupakan kearifan lokal, yang mampu bertahan atau tidak terpengaruh budaya luar, yang mana orang asing sejak dulu sudah menghargai budaya Jawa kita.
Kata KGPH Puger sebaiknya prasasti tersebut diserahkan ke museum Kraton Kasunanan sebagai pusat budaya Jawa. Agar bisa menjadi salah satu bahan studi para mahasiswa, pelajar serta orang-orang yang peduli dengan budaya Jawa.

Aneh, disaat Andry, salah satu petugas Damkar Surakarta menemukan prasasti ucapan selamat tumbuk ageng kepada PB X, hampir bersamaan waktunya dengan tumbuk ageng KGPH Puger, dan sebelum Andry menemukan prasasti tersebut, malam sebelumnya Andry bermimpi bertemu dan ditarik-tarik seorang nonik Belanda.

3 (tiga) peristiwa yang terlihat ada benang merahnya, Andry bermimpi, kemudian Andry menemukan prasasti berbahasa Belanda dan KGPH Puger juga tumbuk ageng. Ada apa dengan munculnya peristiwa tersebut justru disaat KGPH Puger masih berstatus terusir dengan semena-mena dari Kraton Kasunanan Surakarta ? Walaupun dasar hukum pengusirannya oleh Raja PB XIII tidak jelas.

Silahkan pembaca memaknainya sendiri dari 3 peristiwa tersebut.

Kontributor

Comment

Leave a Reply