Saya yakin setiap orang mempunyai harapan. Dan harapan setiap orang bisa berbeda-beda. Orang bisa saja mempunyai lebih dari satu harapan. Ingin menjadi orang kaya, menikah dengan cowok ganteng atau cewek cantik, mempunyai rumah megah dan mobil mewah, dll. Tentu boleh-boleh saja, namanya juga harapan.
Mengapa harapan itu penting?
1. Harapan membantu kita untuk mencapai tujuan.
Harapan menuntun arah tujuan yang kita inginkan. Harapan menavigasi untuk mencari jalan keluar. Contoh orang yang sakit. Dia pasti ingin sembuh dari sakit alias menjadi sehat, karena sakit itu tidak enak dan menderita. Apalagi kalau sakitnya parah atau berat. Dia tidak bisa melakukan kegiatan harian, tidak bisa bersosialisasi kumpul teman. Kalau sakitnya parah, bisa jadi harus tinggal di atas dipan. Segalanya harus dilakukan di atas dipan, mulai dari kencing, BAB, mandi, makan, dll. Pasti mereka butuh pertolongan orang lain, keluarga misalnya. Keluarga jadi ikut repot. Dia juga punya beban psikologis, bosan, jenuh, stres. Dia hanya bisa menatap langit-langit dan terkurung tembok-tembok. Tentu orang sakit mencari cara untuk sehat. Pergi ke dokter, atau mencari pengobatan di luar kedokteran seperti: pengobatan alternatif, konsumsi herbal, dll. Bermacam cara di tempuh dengan satu tujuan yaitu: sembuh dan menjadi sehat.
2. Harapan mengubah perspektif kita.
Setiap manusia pasti pernah gagal dan kecewa. Harapan memberi perspektif bagi kita untuk melihat momen bangun dan bertumbuh. Harapan juga membuat kita untuk terus belajar dari kesalahan-kesalahan kita. Seorang pelajar yang pernah tidak naik kelas harus meninjau kembali cara belajarnya. Mungkin dia malas belajar. Apabila dia sadar akan kesalahannya, dia harus meninggalkan kebiasaan malasnya dan belajar lebih rajin. Ada ungkapan yang sangat bagus ‘Orang yang gagal adalah orang yang melihat kesulitan dalam kesempatan. Orang yang sukses adalah orang yang melihat kesempatan dalam kesulitan’.
3. Melibatkan atau mengikutsertakan Tuhan dalam mencapai harapan.
Point penting dan perlu kita kerjakan adalah meraih harapan bersama Tuhan. Sebagai orang beriman, kita harus selalu mengandalkan Tuhan dalam melakukan apa saja. Kita bekerja bersama Tuhan. Kerja bersama antara kita dan Tuhan akan membuahkan hasil. Kita tidak bisa hanya bekerja terus untuk mencapai sesuatu tanpa doa. Demikian juga kita tidak bisa hanya berdoa tanpa bekerja. Doa dan kerja tidak bisa dipisahkan ‘ORA ET LABORA’. Ada sebuah ilustrasi bagus bagaimana ‘ORA ET LABORA’ bersinergi. Alkisah ada seorang petani naik sampan. Agar sampan bisa berjalan sampai tujuan, mestinya petani itu mengayuh dayung secara bergantian, kiri-kanan, kiri-kanan, begitu seterusnya. Tetapi petani itu hanya mengayuh satu dayung, maka sampan pun tidak bergerak maju, hanya berputar-putar. Pada saat petani itu mengayuh dayung kiri, sampan berputar ke kiri. Pada saat petani itu mengayuh ke dayung kanan, sampan berputar ke kanan. Demikian juga dalam mewujudkan harapan kita, kita harus berusaha dan berdoa.
Bagaimana merawat harapan?
1. Perlu adanya sahabat, komunitas sebagai supporting system.
Mereka bisa kita minta dukungannya dalam usaha mewujudkan harapan. Lebih-lebih pada saat sedang loyo, seolah-olah daya juang yang pada awal-awal mencanangkan menguap alias hilang. Mereka bisa menjadi daya dorong kita pada saat loyo. Nasihat, saran, pendapat mereka bisa menambah energi sebagai bekal untuk bangkit dari keloyoan dan kembali bersemangat untuk melanjutkan perjuangan mewujudkan harapan.
2. Memberi makan harapan.
Dalam perjalanan untuk mewujudkan harapan, jangan lupa memberi makan harapan, memberi energi supaya tidak loyo. Ini penting dan perlu. Ada beberapa cara memberi makan harapan:
Membuat afirmasi dan mengucapkannya terus.
Sebagai contoh afirmasi untuk orang yang ingin sembuh, bisa mengatakan: ‘Setiap hari dalam segala hal, saya semakin menjadi lebih baik. Saya merasa sehat, saya tampil sehat, saya memang sehat’.
Dengan visualisasi.
Membayangkan diri sehat dan sedang berlari-lari di pantai atau sedang jogging di daerah pegunungan.
3. Tidur, makan dan olahraga yang cukup dan berkualitas.
Agar dapat mewujudkan harapan yang dicita-citakan, orang perlu mempunyai badan yang sehat dan segar. Hanya dengan badan yang sehat dan segar, orang bisa melakukan sesuatu. Orang loyo tidak akan bisa mengerjakan sesuatu.
4. Memaksa diri untuk berusaha terus.
Perlu disiplin dan memiliki komitmen yang kuat untuk terus bersemangat menuju ke terwujudnya harapan.
5. Mengucapkan syukur untuk setiap kejadian apapun dan terus punya harapan.
Mungkin dalam perjalanan untuk mewujudkan harapan, kita jatuh bangun. Kita tetap bersyukur. Seperti dalam I Tesalonika 5 : 18 ‘Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu’.
Sebagai penutup tulisan ini, peganglah kalimat penguat ini: ‘Di mana masih ada kehidupan, masih ada harapan’. ‘DUM SPIRO SPERO’.
Penulis: Ph. Ispriyanto
Comment