by

Menjaga dan Bertindak Sinergis Bersama sama dalam WILAYAH MITIGASI BENCANA

-Artikel-140 views

Berita BANJIR ADA DIMANA MANA, BAGAIMANA dengan dan DALAM WILAYAH MITIGASI BENCANA yaitu ALAS alias HUTAN di Kawasan Hidup Kehidupan Kita, di Kawasan Gunung Pegunungan serta Bukit Perbukitan di Pulau Kita Masing Masing.

Alas – Hutan – adalah Wilayah Mitigasi Bencana yang harus BISA KITA BACA INFORMASInya, Kita perhatikan dengan lebih seksama, Kita sikapi dan bertindak, Kita jaga bersama.

Hari ini, banyak sekali yang mengunggah banjir di Bali, bahkan sampai ada korban jiwa, sangat sedih menyaksikannya.

Jembrana, yang hutannya banyak dijarah untuk lahan perkebunan, entah mengapa hal itu bisa terjadi.

Sepertinya, ada pembiaran bagi perambah hutan, kalau tidak, mengapa sampai sekian luas hutan bisa berubah menjadi lahan pertanian?

Apakah penegak hukum kalah dengan mereka perabas hutan?

Aturan dibuat untuk ditaati, kemudian ditegakan oleh perangkat penegak hukum.

Hutan yang seharusnya minimal 30% dari total luasan sebuah pulau, untuk bisa menjadi PONDASI hidup kehidupan, sepertinya sudah tidak memenuhi syarat bagi Pulau Bali, karena secara legal saja hutan di Bali hanya 23% dari luas pulau Bali. Ini belum terhitung yang dirambah secara ilegal. Artinya, perlindungan hutan yang sudah ada memang harus ditegakkan atau bahkan ruang hijau terbuka harus ditambah agar bisa mencapai 30%.

Dalam jaman iklim yang tidak menentu ini, seharusnya kita semakin sadar akan pentingnya PERANAN ALAS (HUTAN) sebagai Wilayah Mitigasi Bencana, baik itu bencana banjir, ataupun bencana kekeringan. Kita sebagai orang Bali, yang katanya memiliki filosofi hidup Tri Hita Karana, seharusnya malu, melihat kenyataan di lapangan, bahwa hutan kita hancur dan kita membiarkan itu terjadi.

Bagaimana Kita seyogyanya berbuat dan terlibat dari kemampuan Kita segera bisa DALAM MEMBACA data dan peristiwa banjir di Pulau Bali dan bencana bencana banjir di Pulau Pulau dan Kota Kota lainnya di Indonesia,

sudah selayaknya Kita Para Warga Penduduk Indonesia dan para penegak hukum duduk bersama sama memikirkan ulang tentang apa tindakan serta peranan Kita, baik komunitas warga penduduk dan kebijakan para penegak hukum untuk membaca sains geoinformasi perihal bencana banjir dan bencana kekeringan berbasis Kemampuan dan Keterampilan dalam MEMBACA WILAYAH MITIGASI BENCANA dalam hal ini ALAS dan atawa HUTAN Kita secara bersama sama ini.

Semoga dengan kejadian ini, akan banyak yang sadar, masyarakat, pemerintah utamanya para pemimpin dan penegak hukum.

Jangan hanya membuat program lips service saja, namun di lapangannya hancur.

Kita membutuhkan STRATEGI PLAN MAPPING dan STRATEGI APLIKASINYA secara Terpadu dan duduk Bersama sama, memecahkan KEBUTUHAN KITA YANG sudah MENDESAK ini untuk mencari solusi solusi krearif, inovatif dan protektis di bidang perangkat hukum yang lebih mewadahi serta melindungi WILAYAH MITIGASI BENCANA, yaitu ALAS alias HUTAN Kita bersama.

Penting Kita Gunakan GEOINFORMATION SAINS – SAINS GEOINFORMATION yang bisa Kita peroleh dari Perubahan dan Perkembangan ALAS – Hutan – Wilayah Mitigasi Bencana yang harus Kita perhatikan, Kita sikapi, Kita Bertindak secara arif bijaksana berbasis SAINS TEKNOLOGI semua dengannya Kita bisa menjaga secara bersama sama.

Penulis : Nyoman Artha, Pendiri & Penggerak Pasar Rakyat Bali.

Editor : Guntur Bisowarno

Kontributor