Bagaimana Kita bersama sama bisa MEMBACA SISTEM SALURAN AIR (Baca : DRAINAGE atawa DRAINASE red.) di Jalan Jalan di Perkotaan Indonesia dan melakukan rekomendasi yang sesuai dengan arus informasi, teknologi serta kebutuhan di massa kini dan massa yang akan datang.
Kalau kita perhatikan trotoar trotoar di luar sana, terutama negara yang memiliki perencanaan kota dan system drainage/drainase, alias sistem saluran air yang bagus, pasti semua memiliki design lobang masuk air yang ukuran dan designnya diperhitungkan sesuai dengan curah hujan terlebat atau minimal, curah hujan rata rata dan lebarnya jalan. Sehingga ketika hujan lebatpun, air akan cepat menghilang ke dalam saluran yang juga ukurannya diperhitungkan seperti tadi.
Saluran itu kemudian menuju pada kanal pembuangan besar, yang pada musim kemarau akan terlihat sebagai sungai kering.
Kanal kanal itu kadang bermuara pada bendungan besar yang mereka sebut reservoir.
Yang nantinya dibersihkan untuk memenuhi kebutuhan air sehari hari masyarakatnya.
Ini adalah upaya mereka untuk mencegah banjir dan memanfaatkan air hujan tawar untuk menghemat biaya air pada musim kering.
Kalau di kita,
Memang ada trotoar, tapi lobangnya kecil, sehingga air mengalir di badan jalan. Membanjiri rumah rumah, kemudian ke sungai dan langsung luber dengan berbagai kotoran ke laut.
Pertanyaannya,
Mengapa kita tidak buat saja system drainage/drainase, sistem saluran air, yang proper sesuai dengan keadaan iklim kita dan perkembangan jaman sekarang ini?
Mungkinkah itu? Pasti banyak tenaga ahli yang mampu untuk merancangnya.
Mengenai biaya, jika dihitung dari hasil air dan pencegahan kerugian akibat banjir baik material maupun waktu, rasanya investasi itu akan sangat feasible.
Juga akan menimbulkan kenyamanan luar biasa, terutama jika kita semua bisa menjaganya dengan baik.
Penulis : Nyoman Artha
Pendiri dan Penggerak Pasar Rakyat Bali.
Editor : Guntur Bisowarno