by

Manitis Esensi Tak Dualitas Energi Orangtua dalam Peradaban Manusia dalam Laku Seni Budaya Spiritual

-Artikel-362 views

Semakin tergenapi menuju manifestasi Hari Mata Air Dunia Internasional 29 Juli 2019 menuju 29 Juli 2022.

Kurikulum Kitab Perjalanan Pujangga Mata Air Lembah Gunung Arjuno, Purwosari Pasuruan Jawa Timur Indonesia.

*Meruwat Sumber Mata Air Nusantara*

Pertemuan Pertama Kita di tahun 2019, dalam laku Seni Budaya Spiritual Nawa Tirta, dalam sehari semalam 24 Jam, Kita berdoa bersama di 9 Mata Air di Wilayah Batu, Singosari, Malang, Tumpang, acara yang dipandu langsung oleh Ki Suryo Candi Jago Tumpang, Nah di dalam kegiatan tersebut Kita bertemu dan berkenalan sambil laku lampah bersama sama dengan Ki Djati Suprianto, alias Mbah Pri, terutama pada ritual awalnya di Sumber Mata Air Kahyangan, Sumber Brantas Batu Malang Raya.

Pertemuan Kedua di rumah beliau sendiri, pada Senen Pon, lah kok Hari Nusantara, yaitu 13 Desember 2021, bersama Pujangga Mata Air Mohammad Moe (43 thn) dari Purwosari Pasuruan, untuk memperoleh penjelasan secara lisan langsung tatap muka perihal esensi dan kajian logis dari Air Suci Menyucikan dan Air Hidup Kehidupan, dalam Upacara Adat Ruwatan Sumber Mata Air, yang sudah di lakukan di banyak Sumber Mata Air di Pulau Jawa dan Sumatera, Madura, sejak tahun 2003 oleh Mbah Pri Djati Suprianto, terakhir dengan Ruwatan Sumber Mata Air Umbulan dan Ruwatan Manusianya sebanyak 50 orang, 05/12/2021 di Sumber Umbulan, yaitu Perbatasan Desa Ngenep Kecamatan Karang Ploso dan Desa Lang Lang Kecamatan Singosari.

“Ada 50 orang yang saya ruwat pada tgl 4 Desember 2021 di Patirtan Sumber Mata Air Umbulan Ngenep dan pada tgl 5 Desember 2021 Perayaan Upacara Adat Ruwatan Sumber Mata Air Umbulan, yang di hadiri tamu Kasepuhan Malang Raya dan Mojokerto dengan undangan yang datang lebih dari 150 tamu, ” Mbah Pri berkisah ke Kita.

*Terjadilah Sejarah Peristiwa Kisah dan Kejadian Itu*

Pertemuan Pujangga Mata Air Mohammad Moe dengan Mbah Pri Djati Supriyanto, “Saya adalah sesepuh yang secara ajeg dan konsisten dalam melakukan ruwatan pemurnian pola pikir, pola ucapan dan pola tindakan seseorang, melalui upaya kesadaran jati diri sejati dengan Sang Maha Hidup, yang berdampak langsung pada jagad besar dan jagad kecil Kita, dengan doa arah doa menggunakan Media Air Suci Menyucikan dan Air Hidup Menghidupkan, yang sudah saya lakukan hampir puluhan tahun, sejak tahun 2003 tersebut,” tutur Mbah Pri.

*Konfirmasi Peneguhan Kesadaran Kaweruh Ini*

Untuk menguatkan kesadaran kaweruh yang baru di dapatkan bersama Mbah Pri, Kita menyediakan diri untuk bertemu dengan Mbah Warno dari Padepokan Nriman Mukibat Purwosari Pasuruan (14/12/2021), Kita berdua semakin menemukan bersama dalam saresehan di rumah beliau tentang adanya, “Benang Merahnya antara Aliran Energi Ilahi Air Suci Menyucikan itu, sebagai Jalur Ayah Bapak Papa Kita, Bapa Langit: sedangkan untuk aliran energi ilahi dari Air Hidup Menghidupkan Kehidupan merupakan Jalur Merah dari Ibu Bunda Biyung Mama Kita, Ibu Bumi: yang menghantar restu pintu rejeki Kita, sedangkan Jalur Putih Ayahanda Bapak Papa Kita merupakan jalur pemberkatkan bagi jalur ilmu, ya ilmunya Tuhan yang mampu menyucikan perilaku pola pikir pola ucapan dan pola tindakan Kita adaNya, untuk menjadi manusia yang dikehendakiNya sesuai maksud tujuan ciptaanNya Kita adanya.

*Sabda Asma Kinaryo Japa dari Setiap Diri Kita*

Asma Nama Ferdian Saputra, ternyata adalah Nama Asli di KTP dari Mohammad Moe, sedangkan kajian logis yang Kita temukan adalah unsur Ferum Fe dalam darah, yang bisa memiliki daya DIAN, daya penerang karena bisa bercahaya dan terang menerangkan adalah darah dari sah PUTRA, atawa PUTRA SAH dalam SAtu garis sodo lanang, yang terkumpul dalam satu rumpun SAtu SApu garis keturunan dalam 18 ikatan tingkatan para leluhurnya, dari ayah kakek buyut canggah hingga eyang tumerahnya, yang otomatis bercahaya juga dalam darah getah getih pasangan isteri perempuan para ibu yang melahirkan galur keturunan dari ayahanda hingga 18 tingkatan trah tumerah tersebut di dalam nama garis orang tua Kita di tradisi kesadaran kaweruh seni budaya spiritual Jawa Kuno.

*Air Suci Menyucikan* ; Jalur Bapa: Jalur Air Putih.

*Air Hidup Menghidupkan Kehidupan Kita* ; Jalur Ibu : Jakur Air Merah.

Pertemuan dengan Mbah Pri Djati Suprianto, yang sungguh diberkahi Dalem Gusti, sehingga terchannelingkan langsung malam itu, saat Kita bertiga berdoa bersama sama dipimpin oleh Mbah Pri, di ruangan doa, lantai bawah, jalan Tapak Siring gang 4 nomor 26 tersebut, Kita kerawuhan kaweruh, kedatangan aroma parfumnya Ibunda almarhum mas Mohammad Moe alias Ferdian Saputra dan kehadiran energi sukmanik Tuan Guru garis leluhur ayahanda Pujangga Mata Air Mas Moe adanya.

*Pengendapan dan Pencerahan Pujangga Mata Air Dalam Dirinya Sendiri*

Rabu Kliwon, 15 Desember 2021, Pujangga Mata Air, Mas Moe datang kembali menemui Kita, “bahwa ada sifat maskulin serentak sifat feminin dalam setiap sel tubuh dan badan, jiwa serta spirit Kita, ” sebutnya.

“Semakin seimbang yang bersangkutan dalam laku lampah seni budaya spiritualnya dari dalam 2 sifatNya, dzatNya yang merupakan mani festasi dari Energi Ilahi tersebut, sehingga semakin harmoni dalam diri seorang manusia laki laki semakin menjadi manusia laki laki sejati orang tersebut,” tegasnya dan begitu pula sebaliknya, semakin menjadi wanita yang terharmonikan, semakin menjadi wanita yang dicari dirindukan manusia lelaki pasangan jiwanya serta sungguh berbahagialah alam semesta raya ini. “

Keseimbangan energi ilahi tak dualitas melalui kedua orang tua Kita ini merupakan energi ilahi lingga yoni, maskuline dan femine ini, seperti yang sudah dialami dan disadari oleh Mas Moe sepeti layaknya dalam transformasi ulat, kukun kepompong hingga menjadi kupu kupu, yang sudah seimbang maskuline femine, The Divine DNA, yang ada di inti sel yang saling membuahi tersebut, mempunyai wiji yang sudah memiliki 2 energi ilahi maskuline feminin secara seimbang berkeseimbangan, bukan hanya di sel sel jaringan otak saja, tapi di seluruh tubuh Kita adaNya, sel yang hanya Tuhan Sang Pencipta yang bisa menciptakannya.

*Riset Kajian Lembaga Bamboo Spirit Nusantara*

“Kuciptakan Manusia berpasang pasangan, nyata dan ghaibnya, skala niskala, di seluruh alam semesta raya ini,” bunyi Sabda Tuhan.

Isi sperma yang jutaan sel tersebut hanya berfungsi sebagai ego pembanding, yang sangat dibutuhkan oleh satu inti sel di dalam sperma, untuk menjadi bergerak dan bisa tergerakkan, dengan dayaNya yang utuh tangguh sepuh untuk bersemangat bergerak penuh dalam hasrat bertemu satu inti sel juga dalam sel telur untuk menjadi sang wiji bayi manusia, satu satu nya jalan Tuhan, menghadirkan manusia di muka bumi ini.

Ada di setiap inti sel Kita, itulah purusha atman wiji the divine DNA, dari penyesuaian gambaran kedua orang tua Kita, yang sudah mempunyai potensi balance, maskuline dan feminine, rahman rahim adaNya, dengan kesadaran laku pikiran, laku ucapan, laku tindakan, sehingga bagi siapapun yang tidak seimbang, tidak harmonis dalam aliran 2 energi Tak Dualitas ini, Mereka jadi cenderung nya ya tidak sehat dan tidak bahagia, sedangkan fungsi organ otak brains Kita sesungguhnya, hanyalah sebatas hard disk, tempat menyimpan big data yang dioperasionalkan oleh akal, alat sumber pengelola big data dari otak brains Kita adaNya, yang letaknya ada di tengkuk kepala Kita, letak posisi akal Kita tersebut.

Kajian Logis Bahasan Bahasa Sang GAMA bisa mengarah pada Sang ra GA MAnusia sesungguhnya adalah Dua yang Tak Dualitas, ada sifat dan dzat Tuhan, energi Ilahi Jiwa Atman yang bersifat maskuline dan feminin, dimana keduanya berada dalam 2 wujud energi ilahi yang ter mani tis mani festasi berupa fisik yaitu sel dan pikiran di urat dahi Kita, yang biasa disebut Sang Krisna bersama Pikiran Arjuna di dahi Kita dalam Babad Sejarah di Kitab Bagawad Gita: dan serentak ada 2 non fisik yaitu Jiwa dan Spirit dari Sang Ilahi pemberi daya hidup kehidupan, daya roh spirit cinta kasih sayang rahman rahim yang dihadirkanNya pada setiap manusiaNya adaNya.

Penulis : Guntur Bisowarno

Kontributor