Wartaindonews, Klaten – Sub DAS Pusur merupakan salah satu sub DAS yang berada di Kawasan daerah aliran sungai Bengawan Solo, Sub-DAS Pusur terbagi kedalam wilayah hulu, tengah dan hilir yang didalamnya mengalir sungai Pusur yang melintasi dua kabupaten dan memanjang sepanjang kurang lebih 30 km, berhulu di wilayah desa Sruni kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali dan bermuara di desa Boto Kecamatan Wonosari sampai dengan desa Serenan Kecamatan Juwiring sampai sungai Bengawan Solo.
Kawasan Sub DAS Pusur secara terintegrasi mulai dari wilayah hulu, tengah dan hilir merupakan Kawasan yang penting untuk keberlanjutan kegiatan ekonomi seperti pertanian, perikanan, wisata dan home industry sehingga sumberdaya air secara kuantiti maupun kualiti menjadi perhatian parapihak terkait.
Bulan Oktober dan November merupakan masa periode MT 3 (musim tanam ke-3) bagi petani sawah dan sumberdaya air merupakan hal yang sangat penting tetapi secara alami ketersediaan SDA menjadi sangat berkurang dan factor lain yang sangat mempengaruhi adalah kondisi sarana dan prasarana pengairan seperti fungsi bendung di sungai yang tidak berfungsi ideal, kerusakan pintu air di saluran irigasi primer dan sekunder, kerusakan jaringan irigasi, dan tingginya sedimentasi. Kondisi ini juga terjadi di beberapa titik Kawasan sungai Pusur.
AQUA Klaten berkolaborasi dengan Pusur Institute yang merupakan wadah kepedulian dari berbagai pihak untuk menyelaraskan visi mereka yakni kelestarian Sungai Pusur. Munculnya diawali oleh Pemerintah Kecamatan Polanharjo yang mengajak bersama masyarakat kawasan Sungai Pusur di bagian tengah untuk membersihkan sungai atau mereka menyebutnya dengan “grebeg Sungai.” Dilakukan pada tahun 2016 momentum tersebut dijadikan pula kesempatan untuk media menyatukan visi dan misi berbagai kalangan dalam mengelola Sub DAS Pusur. Setelah dua tahun berjalan dengan berbagai kegiatan pada akhirnya secara resmi komunitas ini dideklarasikan oleh Bupati Klaten pada Desember 2017. Kepengurusanya merupakan representatif stakeholder di wilayah hulu sampai hilir. Aktivitasnya pun mulai perlahan dikenal oleh masyarakat sebagai media penyadartahuan kolektif.
Pada bulan November 2019 ini Pusur Institute berkolaborasi dengan AQUA Klaten di dukung dengan pihak terkait lainnya baik PU PSDA, KODIM, pemerintah desa terkait, sektor usaha, GP3A dan warga sekitar melakukan aksi di 3 lokasi Kawasan bentang alam (landscape) sub-DAS Pusur, adapun kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Melakukan normalisasi sekitar bendung Cokro, desa Cokro, kecamatan Tulung. Heru Budi Santoso, SE selaku kepala desa Cokro menyampaikan bahwa bendung Cokro ini belum pernah dilakukan normalisasi sejak tahun 1984 dan saat ini dilakukan normalisasi dengan pengerukan sedimentasi sekitar 130 M3 selama 8 hari.
2. Sementara di bendung Blambangan, kali Jebol yang berada di desa Kebonharjo, kec. Polanharjo merupakan bendung suplesi untuk menambah debit ke irigasi primer yang mendapat aliran dari sungai Pusur, dan berfungsi mengaliri irigasi persawahan di 5 desa yaitu; Delanggu, Kepanjen, Segaran dan Gatak di kecamatan Delanggu dan desa Boto kecamatan Wonosari. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah perbaikan pintu bendung pelepasan Blambangan dan intake saluran irigasi yang selama 6 tahun ini tidak lagi berfungsi.
3. Dan yang ketiga adalah kegiatan normalisasi sedimentasi di saluran irigasi tersier desa Kwarasan-Kecamatan Juwiring sepanjang 1500 M yang berdampak pada 20 ha lahan persawahan yang selama satu tahun ini tidak berfungsi jelas Sumartono selaku GP3A Daerah Irigasi Bagor, Juwiring. (Ririn)