by

Kesadaran Kaweruh Aliran Lahar Dingin Puncak Jonggreng Salaka G. Semeru ke Pantai Selatan

-Artikel-490 views

Setahun Puncak Gunung Semeru Jonggring Salaka meletus, dari arah selatan tenggara dari Puncak Semeru, 01/12/2020 menuju 04/12/2021. Laporan warga masuk malam hari ke Kita letusan terjadi pukul 15.00, lahar dingin letusannya melewati Desa Candipuro dan Pronojiwo, bedanya dengan setahun yang lalu tidak sampai menjebol jembatan piket 7, saat ini sudah mampu menjebol jembatan piket 7.

Kesadaran Kaweruh Materi Geofisika

Secara Fisik Segara Wukir Gunung, Lautan dan Samudera menyumbang air dan pasir untuk diluapkan di letusan Gunung Semeru yang berketinggian 3676 meter tersebut berupa lava lahar dingin dan awan panas yang berisi air laut dan pasir laut yang di letuskan lewat lava lahar dingin dan awan hitam bergelung gelung ke atas dengan sebutan wedhus gembel

Kesadaran Kaweruh Pengamatan dan Pengawasan

Kegempaan berupa letusan, guguran dan hembusan, maka Gunung Semeru diletapkan waspada level 2, masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 Km dari kawah/puncak G. Semeru dan jarak 5 Km arah bukaan kawah di sektor tenggara – selatan serta mewaspadai awan panas, guguran, guguran lavs, dan lahar yang berhulu di puncak G. Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya. Demikian laporan Yuda Prinardita Pura, A. Md. Sumber Data KESDM, badan Geologi PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Semeru, Lumajang Malang, Jawa Timur.

Kesadaran Kaweruh Nama Adalah Doa, Asma KINARYO JAPA

Nama Puncak G. Semeru dan Posisi Pantai Selatan yang terhubung dengan G. Semeru sama sama di sebut Jonggring Salaka, dan itu dalam Tradisi Budaya Kesadaran Kaweruh Rasa Sejati Jawa Bali Kuno, disebut G. Semeru adalah miniatur dan portal menuju swargaloka, istana para dewa dan dewata yaitu Istana Jonggring Salaka, yang luasnya dari Puncak Gunung Kawah Candradimuka sampai dasar samudera lautan di alam kadewatan, alam Sang Hyang Wenang, bisa di wakili oleh kesadaran kaweruh nama puncak G. Semeru dan Pantai Selatan tersebut, Jonggring Salaka.

Kesadaran Kaweruh Riset dan Penelitian Ilmu Sejarah dan Antropologi

Dalam Buku Parama Dharma Dharmayatra Dang Hyang Nirartha alias Dang Hyang Semeru oleh Ida Bagus Rai Putra, yang dicetak tahun 2012, Dharmopadesa, membantu Kita untuk terhubungnya laku lampah napak tilas beliau dari Jawa Bali Lombok disingkat JABAL yang arti kata maknanya adalah GUNUNG menurut bahasa bahasan lisanun arobiyun di Kitab Al Quran.

Aplikasi Kesadaran Kameruh

Dalam perjalanan Kita dan Bunda Biyung AR Wartawan Senior sejak adanya Surat Kabar Pikiran Rakyat Bandung, sekarang beliau menjabat Humas & Ketua Bidang Kerjasama Antar Lembaga di Organisasi Pusat AWPI Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia, sepakat bahwa Kontak Media Spiritual untuk Doa dan Arah Doa bagi meletusnya G. Semeru adalah Bunga Setaman ( Taman Swargaloka Jonggring Salaka) dupa aroma melati, kopi arabica dan kelapa dalam atawa kelapa hijau yang tidak boleh jatuh ke tanah, untuk doa dan arah doa keselamatan badan jiwa ruh bagi semua manusia makhluk yang terlibat dalam area mandala letusan G. Semeru serta;

yang terutama bisa segera berkesadaran untuk tahu, untuk paham, untuk mengerti maksud tujuan Tuhan, hingga pesan pesan semesta makro mikro bagi Kita semua yang berkenan mengambil sari pati esensi peristiwa 2 tahun berturut turut G. Semeru meletus.

Dalam Tradisi Kesadaran Kameruh Penanggalan Waktu Wariga Bali (Sumbangan Kadek Dongker and Team)

Rahajeng Tilem Sasih Kanem lan Pemagpag Kajeng Kliwon Enyitan
.
Dalam Ajaran Bali, Sasih Kanem atau Bulan Keenam yang dimulai pada hari ini, adalah bulan yang diaanggap keramat, pada bulan ini, diyakini sebagai bulan turunnya bencana dan malapetaka di Bumi. Sasih Kanem kerap kali menjadi Bulan yang paling ”ditakuti” karena dimaknai sebagai bulan merebaknya penyakit, hama dan berbagai macam bencana alam. Banyak orang jatuh sakit dan tanaman banyak yang rusak dimakan hama.
.
Dalam Lontar Roga Segara Bhumi, Sasih Kanem merupakan saat Dewi Durga beryoga untuk menurunkan wabah, sehingga banyak orang akan merasa susah, jatuh sakit dan tak tertolongkan, hasil bumi rusak, didesa banyak pencuri. Manusia menjadi liar dan mudah terpancing emosinya, kecelakaan dan Bencana alam pun kerap terjadi
.
Secara faktual, Sasih Kanem merupakan peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Hujan yang turun pada Sasih Kanem lebih lebat dari pada hujan saat Sasih Kalima. kondisi ini tentu saja berdampak pada kondisi alam. Pada akhirnya, kondisi alam yang berubah itu berakibat juga pada kondisi manusia, sehingga muncul berbagai macam penyakit.
.
Pada Sasih Kanem bukan hanya manusia, hewan dan tumbuhan pun mudah terserang penyakit dan hama. Karenanya, pada Sasih Kanem akan dilaksanakan upacara Nangluk Merana, Sasih Kanem biasanya dijadikan saat tepat untuk melaksanakan upacara bhuta yadnya, seperti macaru.
.
Disebutkan dalam Purana Bali Dwipa ketika Raja Sri Aji Jayakasunu mendapat petunjuk dari Dewi Durga. Dewi Durga bersabda:
.
“Malih aja lali ring tatawur ring sagara, manca sanak, nista Madhya, uttama, nangken sasih kanem, pilih tunggil wenang maka panangluk mrana aranya. Yan sampun nangluk mrana, gring mwah salwiring mrana ring desa tan pa wisya, apan sampun hana labanya.”
.
Artinya, “Dan jangan lupa melaksanakan persembahan (tawur) di laut berupa, amanca sanak, tingkat kecil, sedang, utama, terutama pada Bulan Keenam, laksanakanlah upacara nangluk merana, bila sudah melaksanakan upacara nangluk merana, penolak wabah, maka segala bentuk wabah akan sirna, karena sudah dibuatkan upacara”

Sinergi Kesadaran Kaweruh dan Kaweruh Kesadaran Seni Budaya Spiritual

Bunda Biyung AR menambahkan Kejadian meletusnya gunung semeru bertepatan dengan persiapan acara persembahyangan purnamatilem yg memiliki makna peleburan kekotoran jiwa yang mana mereka memohon dibersihkan dari segala kekotoran diri ini. Setelah melewati perenungan dan pertobatan lalu memohon pengampunan serta memohon hidayah dari sang hyang.widhi agar mereka terlepas dari karma pqla dan bisa melalui tugas amanah mereka dalam kehidupannya didunia.Perenungan pertobatan. Meditasi ( mekemit ) biasanya dilakukan ditempat khusus.
.
Penulis: Guntur Bisowarno

Kontributor