by

KEHORMATAN SEBAGAI BUAH DARI KEUTAMAAN

-Artikel-336 views

Berbicara mengenai kehormatan, pada umumnya banyak orang suka mendapatkannya. Dengan kata lain, orang senang dihormati. Lalu banyak hal dilakukan sebagai sarana mencari kehormatan. Ada orang yang mencari kehormatan dengan status sosial mereka seperti: kesenioritasan, kekayaan, kekuasaan ataupun keterkenalan. Kesenioritasan dijadikan sarana mencari kehormatan dalam segala kehidupan. Bisa kesenioritasan dalam lingkup kerja, komunitas, masyarakat bahkan dalam lingkup pelayanan gereja. Orang yang sudah purna tugas, banyak yang mengalami ‘post power syndrome’ yang haus kehormatan. Orang-orang tajir memanfaatkan kekayaan untuk mendapatkan kehormatan. Orang yang mempunyai kekuasaan, bisa semena-mena terhadap orang lain demi mendapatkan kehormatan. Para artis menggunakan cara yang kadang tidak sehat dalam rangka bersaing untuk mendapatkan kehormatan. Dengan kesenioritasan, kekayaan, kekuasaan ataupun keterkenalan, orang berlomba-lomba untuk mendapat kehormatan. Banyak orang mengira atau berpendapat bahwa kehormatan bisa diperoleh dengan status sosial seperti: senioritas, kekayaan, kekuasaan dan popularitas. Ternyata pendapat itu keliru atau tidak benar. Menurut Thomas Aquinas, kehormatan merupakan ganjaran atau hadiah dari keutamaan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kehormatan serta merta akan diperoleh oleh orang yang memiliki keutamaan berupa kualitas moral seperti: berani, disiplin, tegas, jujur, rendah hati, bijaksana, bertindak adil, mengatakan kebenaran, peduli terhadap sesama, dll. Maka jika Anda ingin mendapatkan kehormatan, milikilah keutamaan-keutamaan.

Ada banyak contoh pribadi-pribadi yang memiliki keutamaan. Dari lingkup sekitar tempat tinggal kita sampai tokoh nasional bahkan internasional. Saya pernah memiliki seorang ketua RT yang jujur. Dia sangat transparan dalam masalah keuangan, sangat terbuka sekali. Buah kejujurannya sangat dirasakan oleh seluruh warga RT. Dengan pengelolaan keuangan yang bersih tanpa korupsi, kemajuan RT dapat sangat dirasakan. Inventaris harta kekayaan RT semakin bertambah. Misalnya: kebutuhan untuk kegiatan atau pertemuan semakin lengkap, dari: piring, gelas, sendok, tikar sampai kursi dan tenda ada. Bahkan pos ronda yang semula tidak ada, dibangun dengan bagus. Bapak RT ini sangat dihormati warganya.

Di tingkat nasional, kita mempunyai Mohammad Hatta, wakil Presiden Indonesia yang pertama. Beliau dikenal sebagai tokoh bangsa yang jujur dan sederhana. Kedua karakter ini diyakini sebagai karakter dasar untuk menanamkan sikap anti korupsi. Halida Nuriah Hatta, putri bungsu Hatta, dalam berbagai kesempatan menekankan, ayahnya selalu memperkenalkan kepadanya sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa meninggalkan nilai-nilai kesederhanaan sosial. Selalu mengajari anak-anaknya untuk mengatur seluruh hidupnya dengan baik. ‘Dalam hal kecil misalnya, sejak dulu ayahnya selalu mempertanggungjawabkan uang belanja yang diberikan kepada kami anak-anaknya’, kenang Halida. Meski awalnya menganggap aneh, Halida dan kakak-kakaknya jadi biasa untuk bertanggungjawab kepada pekerjaan dan kepercayaan yang diberikan, termasuk hidup sederhana dan tidak konsumtif, serta selalu hemat. ‘Semuanya harus dilakukan dengan perhitungan yang matang’, ujarnya.

Kisah kejujuran Hatta yang diungkapkan Halida itu adalah salah satu contoh nyata bahwa bangsa Indonesia sebenarnya memiliki warisan integritas yang sebaiknya diteladani. Kejujuran menjadi hal penting dan sebaiknya dimiliki oleh setiap orang. Dalam agama Islam pun, dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sendiri tentang kejujuran. Bahkan sebelum masa kenabiannya, saat muda, beliau lebih dulu diberikan gelar Al-Amin karena kejujurannya. Jujur adalah lurus hati, tidak berbohong dan tidak curang. Dengan begitu, jujur menyelaraskan hati, perkataan dan perbuatan dengan berbuat lurus tidak menyimpang. Jujur sangat penting diajarkan kepada anak-anak, terutama dalam pendidikan keluarga. Keluarga sebagai kelompok sosial terkecil akan memberikan pengalaman berharga tentang pentingnya bersikap jujur untuk diri sendiri juga orang lain. Beberapa manfaat bersikap jujur diantaranya:

  1. Menumbuhkan keberanian.

Bersikap jujur akan menumbuhkan keberanian pada diri sendiri atau seseorang. Keberanian untuk mengatakan hal yang sebenarnya dan tidak terbiasa mengada-ada.

  1. Mendapatkan kehormatan.

Salah satu hal yang didapatkan orang yang bersikap jujur adalah memiliki kehormatan. Tokoh-tokoh bangsa Indonesia banyak dihormati sebab kejujurannya dalam mengemban amanat.

  1. Mendapatkan kepercayaan.

Dengan memiliki kejujuran, seseorang menjadi berintegritas dan mendapatkan kepercayaan. Tentu saja hal ini bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Untuk tokoh dunia, kita mengenal Bunda Teresa dari Calcuta. Beliau adalah seorang tokoh kemanusiaan yang sangat tersohor. Selama 47 tahun, beliau membaktikan hidupnya untuk kemanusiaan dengan menolong orang-orang miskin, sakit, sekarat di jalan atau lorong-lorong Calcuta. Beliau menolong atau merawat semua orang tidak pandang bulu. Orang yang masih hidup akan dirawatnya. Orang yang sudah tidak bernyawa, yang ditemukan di pinggir jalan, akan dirawat sebaik-baiknya sebelum dimakamkan. Orang mati yang penuh belatung, akan dimandikan dengan bersih dan dikenakan pakaian yang bagus, kemudian didoakan sesuai agama atau kepercayaan masing-masing. Ucapan Bunda Teresa yang sangat menyentuh hati yang ditujukan kepada orang yang meninggal yang pada waktu hidupnya sungguh memprihatinkan layaknya binatang saja adalah: ‘Biarlah orang-orang ini meninggal sebagai manusia, sebab pada waktu hidup mereka seperti binatang’. Karena kepeduliannya yang mendalam terhadap manusia, beliau sangat dihormati oleh banyak orang di dunia. Sebagai penghormatan atas karya kasih manusiawinya, Bunda Teresa mendapatkan puluhan penghargaan. Salah satu penghargaan yang berprestise adalah penghargaan Nobel untuk Perdamaian 1979. Pada saat wafatnya, Bunda Teresa dilepas dengan upacara kenegaraan oleh Pemerintah India. Banyak pemimpin negara yang hadir pada upacara itu. Bunda Teresa mendapat kehormatan dari banyak negara.

Anda ingin memperoleh kehormatan? Jangan mencari kehormatan. Jadilah pribadi yang berkeutamaan dan kehormatan akan datang menghampiri Anda.

 

Penulis: Ph. Ispriyanto.

Kontributor

Comment

Leave a Reply