Wartaindonews, Malang – Hari ini banyak orang mengekpresikan peringatan hari ibu. Ungkapan disampaikan secara pribadi kepada ibu dan ada pula melalui berbagai media sosial lainnya. Ekspresi peringatan dirupakan dalam berbagai bentuk kegiatan melalui pengkajian, seminar atau sejenisnya sampai kepada perayaaan festival dan pagelaran.
Peringatan hari ibu memang tidak semeriah hari lain sejenisnya seperti Hari Kartini. Setidaknya Kampung Budaya Polowijen mengambil momentum hari Ibu di peringati dalam bentuk Hatur Agung Kagem Biyung
Peringatan Hatur Agung Kagem Biyung dilakukan kemarin 21 Desember 2019 di dua lokasi Sumur Windu Ken Dedes Polowijen dan Taman Ken Dedes Arjosari.
Menurut Ki Demang Panggagas KBP yang bertanggungjawab dalam acara tersebut merupakan kerja bareng dan Kolaborasi dari pelaku seni yang ada di Malang.
Kolaborasi dilakukan dari Kampung Budaya Polowijen bersama Padepokan Patembayan Citralekha, Kagama Beksan Malang dan Surabaya, Sanggar Gong Production, Sanggar Budaya Ken Arok, Sanggar Padma Gayatri, Angklung Singosari, Forhati Kota Malang, HMJA Uwiga Malang, Mahasiswa KKN Fak Seni Sastra UM di KBP, Sanggar Seni Bel Baba Fakultas Psikologi UMM, Kuswalalita Jalasena, Wadyabala Walandit.
Hatur Agung pada siang hari diawali dengan Sarasehan Budaya dengan Tema tema Ken Dedes Sebaga Wanita Utama Jawa dengan narasumber Dwi Cahyono Akelog Malang, Suroso Busayawan Malang dan Edi Widjanarko Anggota DPRD Kota Malang. Dwi Cahyono menyampaikan “Kalo RA Kartini di peringati sebagai tokoh perubahan perempuan secara nasional, kenapa tidak Ken Dedes kita peringati sebagai ibunya ibu dan tokoh wanita utama jawa”
Sore Harinya dilanjutkan dengan Pagelaran Hatur Agung Kagem Biyung di Taman Ken Dedes yang berlangsung sampai malam hari. Acara diisi performance art pagelaran seni tari topeng tari tradisi dan kreasi, musik angklung, drama dan musikalisasi pusisi, orasi budaya yang semuanya bertemakan tentang penghaturan terhadap ibu.
Yang menarik dari semua penampilan salah satunya adalah tari bapang wanara garapan Wibie Suryomentaram yang mengkolaborasikan antara Tari Topeng Bapang dengan Tari Beksan Wanara yang kedua duanya sempat viral di dalam garapan flashmob.
“Bapang adalah merah dan wanara adalah putih, ini merupakan mengejawantahan dalam bentuk kecintaan ibu pertiwi yang mempersatukan anak bangsa” ungkap Wibie dalam orasi budaya Hatur Agung Kagem Biyung usai menari Beksan Bawang Wanara. (Ki Demang)