Wartaindonews, Malang – Lagi-lagi Kampung Budaya Polowijen membuat terobosan kreatif untuk pengembangan topeng Malang. Biasanya topeng terbuat dari kayu atau viber. Kali ini topeng terbuat dari gerabah. Bukan tanpa sebab karena tingginya permintaan topeng sebagai dekorasi atau pajangan dinding, maka KBP sering kuwalahan menerima order.
“Selama ini order topeng rata-rata terbuat dari viber karena bahannya lebih murah, sekarang pakai gerabah jauh lebih murah” kata Atim pengrajin Topeng KBP. Topeng gerabah adalah topeng yang di cetak dari topeng kayu yang hasilnya menyerupai dengan aslinya dan bahkan teknik pewarnaannya bisa lebih vatiatif. Ungkapnya. Adapun topeng kayu rata-rata untuk cinderamata seminar dan kebutuhan menari.
Ratusan topeng gerabah yang di pajang di dinding rumah warga KBP seakan menjadi etalase dan ruang pamer bagi pengunjung Festival Panawijen Djaman Mbijen ke 2 Kampung Budaya Polowijen (9-10/11) kemarin. Topeng topeng yang terpajang di dinding ternyata adalah topeng yang dilombakan mewarna topeng yang diikuti hampir peserta dan setelah itu hasinya 100di pajang di dinding rumah warga dan di sepanjang jalan menuju KBP.
Acara yang sangat meriah ditandai dengan antusiasme pengunjung setelah melihat dan sebagian mengikuti lomba mewarna topeng, mereka melihat tari tarian topeng yang di mainkan oleh warga KBP. Ada sesi menari topeng bersama yang diikuti tamu undangan pada saat pembukaan. setelah itu disusul dengan pertunjukan drama tari topeng Gurowongso Adu Jago oleh PSTM UM.
Yang tak kalah seru lagi, rupanya para peseta lomba mewarna topeng juga sebagian mengikuti lomba menari topeng. Acaranya menjadi sakral ketika topeng yang berhasil di warnai itu di bawa ke makam Mbah Reni untuk di ikutkan acara ritual Sesekaran Topeng Malang bersama seluruh pegiat topeng Malang.
Sesekaran yang di pimpin oleh Yudhit Perdananto merupakan sesekaran rutin yang di gelar setahun sekali di makam mbah Reni di ikuti seniman topeng semalang raya. Pada saat usai sesekaran topeng yang di lukis di pajang di tembok makam dan setelah itu semua menari topeng di depan makam Mbah Reni/Ki Tjondro Suwono. (Ki Demang)