Wartaindonews, SUMBAWA – Petani di Kabupaten Sumbawa Besar mendapat bantuan bibit jagung dari pemerintah dan ditanam di lahan seluas 10.000 hektar .
Bibit terdiri dari dua jenis yakni Varietas Hj 21 dan berhasil ditanam di lahan seluas 7000 hektar dan berhasil tumbuh dengan bagus. Varietas Jh 27 dan ditanam di lahan seluas 3000 hektar, tetapi hanya bisa tumbuh sekitar 52 hektar saja. Ini berarti ada 2.448 hektar yang tidak tumbuh.
Banyak petani yang mengeluh karena tidak puas dengan bibit tersebut. Disamping rugi waktu dan tenaga para petani terpaksa harus membeli ulang bibit yg baru.
Alhasil panen kali inipun ikut telat, mulai dari awal Januari 2019 hingga saat ini panen jagung masih berlangsung di Sumbawa. Minimnya tenaga kerja serta alat panen berupa combine dan mesin perontok membuat petani kewalahan, karena tidak semua lahan bisa dipanen dengan mesin (combine) karna struktur tanah yg berbukit dan tidak rata.
Kemungkinan besar panen belum akan berahir hingga Juni nanti. Para petani yang panen dengan cara manual terpaksa harus mengantri menunggu mesin perontok yg hanya beberapa unit saja.
Di Kecamatan Moyo Utara, tepatnya di Desa Ai Limung masih banyak kita lihat tumpukan-tumpukan jagung yang sudah dipetik menggunung di pinggir-pinggir jalan menunggu untuk diproses.
Periode Januari-April 2019 realisasi panen mencapai 60.233 hektar berhasil melewati target dari 53.514 hektar angka tersebut masih terus bertambah seiring perkembangan dilapangan.
“Semoga untuk musim tanam yang akan datang Pemerintah Provinsi maupun pusat lebih bijaksana lagi dalam menentukan bibit sehingga hasil produksi jagung semakin meningkat, karna kabupaten tidak memiliki kewenangan atau kebijaksanaan untuk memilih bibit jagung sesuai usulan dari para kelompok tani,” tutur Samuel salah seorang penduduk asli Sumbawa. (Allan/Tutty)