Wartaindonews, Malang – Secara umum wisata halal dapat diartikan sebagai kegiatan wisata yang dikhususkan untuk memfasilitasi kebutuhan berwisata umat Islam. Kehadiran wisata halal ini juga hadirnya sebuah paket perjalanan yang mengacu pada aturan hidup umat Islam, baik di sisi adab mengadakan perjalanan, menentukan tujuan wisata, akomodasi, hingga makanan.
Malang sebagai Kota Wisata sejauh mana telah menerapkan wisata Halal? Tentu ini menjadi pekerjaan yang tidak mudah karena menyangkut standarisasi wisata dan sertifikasi produk halal wisata. Kampung Budaya Polowijen tak henti-hentinya berinovasi dengan pengembangan makanan dan jajan tradisional diharapkan mengedepankan konsep wisata halal. Kegiatan seni budaya yang selalu di selaraskan dengan agama serta fasilitas ibadah yang sudah tersedia.
Hari ini sabtu 20 Juli 2019 dari jam 08.00 sampai jam 15.00 WIB Kampung Budaya Polowijen kedatangan tamu 50 mahasiswa dari Universitas Putra Malaysia. Mereka di Malang dalam rangka “Inbound Mobility Halal Research” mulai tgl 18 juli – 2 agustus 2019. Mereka melakukan Study Exchange atau pertukaran mahasiswa yang di selenggarakan oleh Universitas Negeri Malang.
Dalam sambutannya Dr. Suparti Dosen Fakultas Ekonomi UM yang mendampingi visiting program ini menyampaikan bahwa “ini adalah kunjungan balasan dari UPM ke UM karena 6 bulan lalu mahasiwa FE UM ke Malaysia mengadakan kegiatan serupa”. Harapannya hasil riset dapat menunjang perkembangan wisata edukasi di Kota Malang
Peserta Inbound Mobility Halal Research akan diajak keliling ke kampung tematik di Kota Malang yang menyajikan produk-produk halal guna menunjang perkembangan wisata edukasi di Kota Malang. Selama 2 minggu mereka akan belajar dan melakukan riset halal dan setelahnya akan melakukan presentasi penelitiannya.
Disela sela riset kunjungan sambang Kampung ke KBP selama sehari mereka diajak belajar menari topeng bersama, mewarna topeng serta membatik sebagai kegiatan ekstra untuk mengenal budaya nusantara. Selain itu mendapatkan penjelasan tentang jenis makanan dan minuman seperti jamu, jajanan makanan tradisional serta tentang bagaimana caranya memprosesnya.
Komentar Muhammad Nur Fitri Nazar mahasiswa Program Ph.D Komunikasi UPM mengapresiasi KBP “dimana peranjakan masa dan perkembangan teknologi budaya banyak ditinggalkan generasi muda dan usaha seperti ini dapat melestarikan dan memelihara budaya”. Fitri merasa senang diajak menari topeng, main musik angklung dan menyanyi bersama
Sama halnya hanya Balqis Mahasiswa Magiater Sains Produk Halal UPM merasa senang dengan sajian jamu dan es dawet. “Di kampung ini tidak perlu was was karena sajian makanan dan minuman dijamin halal mesti tak berlabel penting enak”. Model sajian dimakan di depan rumah di samping sawah menambah suasana makin tentram. Imbuhnya. (Ki Demang/SDN)
Comment