Singing bowl adalah bejana yang terbuat dari campuran logam. Melaui gesekan atau pukulan, singing bowl mengeluarkan suara. Ruang, bentuk, materi dan cara membunyikannya sangat memengaruhi jenis suara yang dihasilkan.
Suara adalah bunyi yang dapat dipersepsi oleh telinga, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui media yang dikenal sebagai loudspeaker. Potensi suara yang dihasikan terkait kekerasan atau power, tinggi rendah gelombang suara atau nada, kerapatan getar gelombang atau warna dan kecepatan atau rambat getar gelombang dapat diukur dengan alat yang disebut ocsilloscope, VU meter, dan lainnya.
Suara adalah kumpulan bunyi-bunyian (tone) baik yang berasal dari satu atau beberapa sumber yang masing-masing memiliki frekuensi kerja.
Frekuensi kerja yang memiliki tinggi rendah getar, kerapatan getar dan kecepatan rambat getar. Perpaduan dari bunyi-bunyian yang selaras (balance) disebut sebagai harmoni.
Media rambat getar yang digunakan oleh suara adalah energi. Receiver atau penerima bunyi adalah membran. Artinya, komunikasi yang terbangun antara sumber suara dengan penerima suara adalah akibat dari benturan atau gesekan materi yang padat dan materi lainnya, kemudian ditangkap oleh materi yang begitu lembut dibanding materi sumber suara (bunyi). Kepekaan akan penangkapan suara adalah berlatih.
KAPAN AWAL MULA SUARA TERCIPTA?.
Merujuk dari awal mula realita tercipta melalui pendekatan meditasi (mengalami) yang saya jalani, awal mula yang tercipta adalah suara atau bunyi. Bunyi yang diakibatkan dari benturan atau energi yang berawal dari Sang Maha Pencipta.
Sang Maha Pencipta, sebab diyakini ada, maka Dia memiliki zat. Zat yang meliputi semua yang ada, ada di setiap yang ada dan, setiap yang ada, berada didalam-Nya.
Awal mula Dia mencipta tentu karena kehendak. Kehendak dengan konten grand design yang ketika dicetuskan memengaruhi semua keberadaan-Nya. Sebab Dia Maha Meliputi.
Kehendak yang dicetuskan ini menimbulkan suara karena terjadi perubahan struktur pada zat-Nya, walau perubahan struktur tidak berpengaruh pada keberadaan zat-Nya, sebab Dia meliputi.
Suara akan membentuk tinggi rendah gelombang, kerapatan, kemudian hadir ruang, bentuk, yang sekaligus menimbulkan sifat baru dari zat yang utama. Kemudian ditengarai sebagai padat, cair, gas, dan plasma.
Benturan akan menghasilkan cahaya, yang diiringi dengan warna, bau, suhu, aksara, bilangan dan menghasilkan pemikiran tentang waktu sebagai alat penanda masa.
Segala realita yang ada terbentuk oleh zat yang sama dan saling terkait membentuk matriks . Matriks ini harus dijaga, dipelihara dan diawasi oleh Sang Maha Zat.
Semua yang ada memiliki masing- masing mekanisme kerja yang bersesuaian dengan maksud dan tujuan penciptaan. Diikat oleh ketetapan yang ditetapkan oleh-Nya dan disebut sebagai mekanisme kerja atau sistem.
Sistem membangun jejaring dengan sesama ciptaan yang dapat saling memengaruhi satu dengan lainnya dan berakibat pada seluruh sistem yang ada. Sistem yang ditandai dengan pergerakan dan atau perlakuan energi yang berikutnya dikenali sebagai frekuensi. Inilah dasar alat ukur yang digunakan untuk menemukan berbagai alat ukur yang lain.
Terkait dengan keberadaan singing bowl, yang saya maknai sebagai alat untuk membangun komunikasi dengan siapa saja, tergantung pada pemakainya.
Singing bowl menghasilkan bunyi yang tidak memiliki banyak warna suara (tone). Dengan demikian, berpotensi untuk membangun komunikasi dengan berbagai realita alam (fisik) maupun spirit dengan lebih mudah. Semakin sedikit warna suara yang bercampur semakin cepat rambat getar suara dan semakin panjang gelombang getarnya (daya jangkau yang luas).
Semua yang ada berasal dari materi yang sama, yaitu spirit (energi) dan sel (fisik) yang merupakan bagian dari zat-Nya. Memiliki daya hidup dan kehidupan yang bersesuaian maksud dan tujuan penciptaan.
Sel atau fisik adalah materi dasar fisik yang memiliki kesadaran untuk hidup. Spirit atau energi adalah materi yang akan menjalani kehidupan melalui fisik. Membawa kesadaran untuk dapat berkehidupan.
Siapa atau apa, terbentuk dari materi yang sama, hanya saja adonannya yang berbeda. Karena terbentuk dari materi yang sama, maka mekanisme kerjanya dapat berkolaborasi antar sesama ciptaan.
Bentuk kolaborasi itu adalah melalui pendekatan energi.
Energi yang dapat ditengarai melalui simbol-simbol atau suara yang disepakati.
Misal, apakah manusia bisa membangun komunikasi dengan hewan?.
Jawabannya bisa asal dibangun kesepakatan model dan mekanisme komunikasinya. Kita bisa menggiring itik hanya memukul kentongan. Menggiring sapi hanya dengan loncengan.
Bisakah manusia berkomunikasi dengan tumbuhan. Jawabannya bisa. Komunikasi dengan awan, udara, air, api, bumi bahkan seluruh makhluk ciptaan?. Jawabannya bisa.
Demikian dengan keberadaan singing bowl, bahwa suara yang ditimbulkan oleh singing bowl bisa sebagai media untuk berkomunikasi dengan apa atau siapa saja. Tentu, efektivitas komunikasi sangat tergantung pada sang pemicu bunyi dari singing bowl. Sang pemicu bunyi (pengguna) singing bowl-lah yang akan menerima dan mengirim pesan melalui bunyi yang dihasilkan singing bowl.
Untuk bisa membangun komunikasi dengan baik, tentu harus mengenali siapa sang komunikan. Kita harus mengenali mekanisme kerja sekaligus komunikasinya.
Pendekatannya tentu melalui berbagai cara. Cara berkomunikasi dengan sesama manusia, manusia dengan hewan, dengan tumbuhan dan makhluk lainnya tentu berbeda.
Namun, pada prinsip dasarnya bahwa kita, manusia adalah bagian dari semua ciptaan dan Tuhan itu sendiri. Semua terhubung, karena semua yang ada diikat melalui penjagaan, pemeliharaan dan pengawasan-Nya dalam bingkai kasih sayang bukan transaksional.
Kita mampu menikmati bahkan menilai musik yang berasal dari berbagai instrumen musik, jika kita sering mendengar dan mengamatinya.
Demikian juga dengan makhluk di luar diri kita, ketika kita terus menerus menyapa dan coba membangun komunikasi dengan mereka, maka mereka memiliki kepekaan atas pesan yang kita sampaikan.
Dari sinilah terbangun komunikasi yang dapat membangun kolaborasi untuk berbagai kepentingan.
Singing bowl adalah alat untuk membangun komunikasi. Suara yang ditimbulkan bukan mengandung energi mistis yang tak dapat dikenali. Hadir dari bagian ciptaan Tuhan melalui keberadaan manusia.
Sungguh kita harus berpikir dalam untuk mampu memaknai yang tersirat dan atau tersurat.
Sebab, ilmu dan pengetahuan Tuhan itu amatlah luas , tak berdasar dan tak bertepi, melampaui semua yang ada. Tak cukup akumulasi umur kita untuk menghitung nikmat-Nya.
MISTIS, JANGAN DIJADIKAN KAMBING HITAM OLEH SEBAB KETIDAK MAMPUAN KITA.
Kajian Logis
Khairuddin Lubis
28 Maret 2022.
Khairuddin Lubis Penulis Buku Membuka Tabir Potensi Diri terbitan Bamboo Spirit Nusantara 2022.
Editor : Guntur Bisowarno