by

Gus Karim dan Mushaf Jokowi

-Artikel-857 views

Wartaindonews – Ketika Mukti Ali Qusyairi yang lulusan Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur dan Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Sekaligus penulis buku “Ulama Bertutur tentang Jokowi, Jalinan Keislaman, Keumatan, dan Kebangsaan” kembali bersua Gus Karim pada tanggal 10 Maret 2019, di sebuah resto di daerah Cikini, Jakarta. Bukan untuk wawancara, tapi untuk sama-sama menjadi narasumber diskusi. Dalam obrolan dan diskusi, Gus Karim kembali menceritakan murid ngajinya dulu, Jokowi, yang baru dituturkan.

Ada kisah yang baru bagi saya. Syahdan, ketika masih menjadi Walikota Solo, Jokowi pernah menyarankan agar Gus Karim bisa mendirikan 51 tingkat Ranting NU se-Solo. Saat itu Gus Karim sedang menjabat Ketua Tanfidziah Pimpinan Cabang NU Solo. Sinergi Gus Karim dan Jokowi akhirnya berhasil mendirikan 51 NU Ranting se-Solo. Kisah ini adalah kejutan bagi saya.

Sebagai ulama yang hafal Al-Quran 30 juz secara sempurna, Gus Karim dan Jokowi merealisasikan penulisan mushaf (kitab –Red) Al-Quran terbesar sedunia yang dikerjakan di Wonosobo. Huruf pertama ditulis oleh Jokowi. Sudah dikerjakan selama 2 tahun oleh para ahli khat. Dan bulan Maret 2019 ini selesai, tinggal satu huruf terakhir, yaitu huruf Sin, yang akan ditulis oleh Jokowi. Huruf awal dan huruf akhir ditulis Jokowi, sehingga mushaf ini diberi nama Mushaf Jokowi.

Mushaf Jokowi sebagai salah satu mushaf terbesar di dunia adalah kabar yang menggembirakan dan sekaligus mengagumkan. Ini semakin menunjukkan representasi kualitas Indonesia sebagai negara yang penduduknya adalah muslim terbesar dunia; Presidennya mewujudkan mushaf terbesar.

Gus Karim adalah panggilan akrab KH Abdul Karim Ahmad, alumni Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. Kiai Abdul Karim juga murid sekaligus putra KH Musthofa Ahmad yang tak lain adalah murid Mbah Kiai Dimyati dari Pesantren Tremas, Pacitan, Jawa Timur.

Pesantren Tremas didirikan oleh Syekh Mahfudz Tremas, seorang ulama Nusantara, yang banyak mewariskan kitab karyanya yang bermanfaat bagi umat muslim Indonesia maupun dunia.

Kiai Musthofa Ahmad dikenal dengan sebutan Kiai Daris. Setelah selesai nyantri di Tremas, Kiai Daris mendirikan Pesantren Qur’ani az-Zayyadi yang sekarang dilanjutkan oleh putranya, Gus Karim. Gus Karim yang juga guru ngaji Jokowi di Majelis Taklim Bening Ati, Kota Surakarta atau Solo, Jawa Tengah.

Saat ini Gus Karim ikut mendampingi Jokowi beserta keluarganya sedang menjalankan ibadah Umroh di Tanah Suci, yang disambut dengan baik oleh Raja Salman dan diberi kehormatan untuk berkesempatan masuk ke Ka’bah dan mencium Hajar Azwad, merupakan kesempatan langka yang tak bisa dimiliki oleh semua orang.

 

Mukti Ali Qusyairi/Tutty

Kontributor

Comment

Leave a Reply