Wartaindonews, Garut – Emak Juarsih (80) seorang janda tua hidup sebatang kara di Kampung Bungur, Desa Leuwigoong, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut. Janda tua ini tinggal di sebuah pos ronda dikarenakan rumah yang ditempatinya mengalami kebakaran beberapa tahun silam.
Yudha menceritakan, Emak Juarsih ini Sempat hidup menumpang ke saudara namun dikarenakan tidak betah dan tidak mau menyusahkan orang lain, Mak Juarsih akhirnya memilih tinggal di pos ronda berukuran 2 x 1 meter.
Melihat kondisi yang memprihatinkan tersebut, Ketua DPC PDI Perjuangan Garut, Yudha Puja Turnawan bersama pemerintah Desa, Ketua LPM, BPD dan RT RW berembug untuk membangun sebuah tempat tinggal bagi mak Juarsih.
“Emak Juarsih sempat punya rumah di kampung Bungur ini. Namun mengalami musibah kebakaran dan rumahnya di atas tanah orang lain, sehingga sementara emak Juarsih tinggal di pos RW di kampung Bungur,” ujar Yudha, Senin (23/11/2020).
”Insyaa Allah pihak desa, RW, LPM dan BPD akan berembug untuk mencari tanah buat emak Juarsih. DPC PDI Perjuangan akan membelikan tanah untuk emak Juarsih jika sebidang tanahnya sudah ada,” tambah Yudha.
Dikatakan Yudha, secara data kependudukan tercatat sebagai warga Desa Padasuka, Kecamatan Cibatu, namun tinggal di Kampung Bungur, Desa Leuwigoong.
Rencananya nanti Yudha akan membangunkan rumah di Kampung Bungur, Desa Leuwigoong. Yudha siap membantu membelikan tanah sekitar 3 tumbak untuk membangun rumah Mak Juarsih ini.
Dalam kunjungan tersebut, Yudha juga sudah memberikan sembako dan uang untuk pegangan mak Juarsih.
Ketua LPM Desa Leuwigoong, Iwan Arif Mansyur menjelaskan, mak Juarsih ini mengalami kebakaran sekitar 5 tahun yang lalu. Kebetulan rumah yang ditempatinya berdiri di ranah milik saudaranya.
Namun ketika rumah itu kebakaran akhirnya pemiliknya pindah ke Bandung dan tanah itu dibangun oleh pemiliknya.
Mak Juarsih sendiri sempat dibawa saudaranya ke Bandung, namun rupanya mak Juarsih tidak betah dan memilih tinggal di Kampung Bungur, Desa Leuwigoong.
Warga setempat sendiri sebetulnya sangat perhatian dan peduli dengan mak Juarsih. Selama ini kebutuhan makan dipenuhi oleh tetangga setempat. Bahkan banyak tetangga setempat yang meminta mak Juarsih tinggal di rumahnya. Namun rupanya mak Juarsih tidak mau merepotkan orang lain dan dia memilih tinggal sendiri
Bahkan terakhir kali sebelum tinggal di pos ronda, Mak Juarsih juga tinggal bersama tetangga setempat. Namun karena rumahnya direnovasi, maka mak Juarsih memilih tinggal di pos ronda.
“Ada satu keluarga yang dia percaya nyaman di situ tetapi rumahnya direnov akhirnya beliau memilih di pos ronda. Pos ronda itu terbuat dari kain terpal seadanya. Tetapi sehari harinya tetap dari saudaranya dari rumah yang terdekat. Beliau sepertinya tidak mau nyusahin orang lain tetap memilih di situ,” ujar Iwan.
Alhamdulillah lanjut Iwan, kondisi mak Juarsih diketahui oleh Ketua DPC PDI Perjuangan Garut dan langsung sidak ke lapangan.
Yudha Puja Turnawan menyanggupi untuk membantu pembebasan lahan untuk dibangun sebuah rumah berupa kamar tempat tidur dan kamar mandi.
Pihaknya bersama Pemerintah Desa Leuwigoong, BPD dan RW setempat siap berkolaborasi dengan Ketua DPC PDI Perjuangan Yudha Puja Turnawan untuk membangun rumah mak Juarsih.
Kolaborasi ini kata Iwan memang bukan pertama kalinya, karena beberapa waktu lalu Ketua DPC PDI Perjuangan juga pernah membantu membangun rumah jompo terlantar bernama Apih Didi di Desa Leuwigoong.
”Tim akan bergerak besok mencari lahan dan seperti biasa pak Yudha berkolaborasi lah dengan beberapa pihak,” ujar Iwan.
Selain mengunjungi mak Juarsih, Ketua DPC PDI Perjuangan Garut, Yudha Puja Turnawan juga melakukan silaturahmi ke Kampung Cogreg, RT 02 RW 03 Desa Tanjungsari, Kecamatan Karangpawitan.
Yudha menemui warga bernama Agus Jaenudin yang selama 12 tahun menderita kelumpuhan kaki karena terjatuh dari pohon.
” Tulang belakangnya cidera, beliau hidup seorang diri di rumah yang tidak layak huni. Namun walaupun lumpuh pak Agus sangat produktif. Beliau masih bisa bikin pacul, meja kursi, dudukan mesin jahit, dudukan buat mengangkut bata, termasuk gerobak untuk berjualan,” ujar Yudha.
”Bagi yang ingin bikin meja belajar untuk madrasah diniyah pun bisa dibuatkan oleh pak Agus,” tambah Yudha.
Kunjungan juga dilanjutkan ke Kampung Mariuk, Desa Maripari, Kecamatan Sukawening. Yudha bersama ranting dan PAC PDI Perjuangan, Kades Maripari dan Ibu Nur ketua RW, menengok keadaan Ibu Ee janda tua miskin.
Kemudian Yudha juga kembali mengunjungi pak Utar lansia yang masih produktif berjualan bubur kacanghijau seputaran Kecamatan Karangpawitan.
“Rumah beliau di kampung Cidadap RT 01 RW 01 Desa Sindanggalih, Kecamatan Karangpawitan. Kata beliau, beliau justru akan sakit badan kalau gak keliling berjualan,” Tutup Yudha. ( MAP )
Comment