Wartaindonews – Seorang yang bijaksana akan mematikan perdebatan yang panas menyala-nyala dengan cara diam.
Diam berbeda dengan mendiamkan. Sebab diam dalam berdebat adalah mencari dan menemukan titik lemah orang yang banyak omong, mengumbar kata-kata, yang bertujuan menyakiti lawan bicaranya.
Debat yang panas dan menyala-nyala biasanya adalah argumentum ad hominem (menyerang pribadi seseorang), dan bukan adu gagasan.
Maka diam tidak berarti pasif, namun semua indera melihat, mendengar, mengamati, membaui, mencermati dan menemukan sumber-sumber orang berani ngotot untuk dibenarkan.
Orang yang ngotot untuk dibenarkan pada hakekatnya adalah dia yang takut dengan kebenaran itu.
Dalam diam kamu mendapatkan dua hal, yaitu dengan diam kamu dapat mengambil ilmu dari orang yang lebih tahu dari pada kamu, dan dengan diam kamu dapat menolak kebodohan orang yang lebih bodoh daripada kamu.
Tidak semua jawaban harus dikatakan, terkadang diam adalah jawab yang paling keras bagi seseorang.
Jika sekiranya DIAM itu bijak maka lakukanlah, tapi ketika bijak itu diinjak, BICARALAH agar mereka diam.
Penulis: Rm. Ibnu Fajar Muhammad, MSF.
Kontributor: Pius WahyudiEditor: Dannyts
Comment