Wartaindonews — Seandainya Majapahit masih berdiri, Jawa mungkin kan seperti Bali keadaannya. Tentu ada perbedaan ornamen & tekstur di setiap daerah. Tapi adab dan keterbukaan terhadap apa yg datang dari luar, ramah tapi bertahan, religius, pecinta dan pembuat seni. Candi, pura, petilasan bertebaran disana sini. Akan kurang lebih sama.
Pada saat Gajah Mada melakukan ekspansi kepenjuru negri. Bali Aga berada dalam tahapan sejajar. Kemakmuran dan solid pemerintahan. Kekuatan, bahkan memiliki Kebo Ijo, kesatria gagah yg memiliki kesaktian lebih hebat dari kesatria2 Majapahit. Tapi sayang dia gugur karena tipu daya, akibat kepolosan karakter manusianya. Dan setelah itu Bali tunduk dalam rangkulan Majapahit.
Saat Majapahit runtuh akibat perang sodara dan serbuan Demak, Prabu Brawijaya pergi menyelamatkan diri ke Bali. Tapi situasi tarik menarik di Jawa membuat dia kembali. Dan Bali kembali pada status defensivenya dari hiruk pikuk dunia luar, sampe sekarang.
Kemudian Islam merubah wajah Jawa dan nusantara. Tentu menjadi satu catatan tersendiri. Tapi dg mempertahankan adat & budaya yg dimiliki, Bali membuka diri untuk berdampingan dengan siapapun. Gempuran tehnologi dan modernisasi, mau tidak mau merubah fisik Bali. Tapi kedalaman karakter, masih tetap terjaga.
Wacana Halal bukan sesuatu yg luar biasa untuk dibenturkan dengan stabilitas Bali yang sudah bertahan ratusan tahun. Tapi kalo tekanan dan gempurannya makin luar biasa, Bali juga akan siap beradaptasi.
Bro, kita berada pada tataran perang Budaya, seisi Dunia saling mengintervensi. Arab me Intervensi budaya Indonesia. Tapi Arab Saudi sendiri di Intervensi keterbukaan Amerika. Sementara KPop korea merajai tangga lagu Billboard Amerika. So.. Mari kita gelar tiker tuang kopi & keluarin cemilan. (Christanto Wibisono)
Comment