Wartaindonews, Jayapura – Pelaku penjualan amunisi kepada kelompok KKSB Papua,ternyata adalah Anggota TNI desertir. Tim dari Kodim 1710 Mimika berencana memindahkan Pratu Demisla Arista Tefbana yang ternyata adalah penjual munisi kepada Kelompok KKSB tersebut, dari Kota Sorong menuju Jayapura, dengan menggunakan pesawat penumpang biasa, Selasa (6/8/2019)kemaren.
Saat digiring masuk melalui pintu keberangkatan Bandara Domine Eduard Osok, Sorong, wajah Pratu Demisla ditutup dan dikawal ketat oleh sekitar 10 anggota Polisi Militer Kodam (Pomdam) XVII/ Cendrawasih dan tim dari Kodim 1710 Mimika.
Rencananya, anggota TNI desertir itu akan diperiksa intensif di Pomdam XVII Cendrawasih, terkait dugaan perdagangan amunisi ke Kelompok Kriminal Sipil Bersenjata (KKSB).
Bahkan, saat hendak izin buang air kecil pun Pratu Demisla dikawal lebih dari lima personel Pomdam.
Pomdam menutup muka pelaku dengan menggunakan topi. Tidak seorang pun bersedia dikonfirmasi terkait masalah ini. Awak media berusaha mewawancarai Pratu Demisla saat akan masuk ruang tunggu bandara.
Namun, anggota Pomdam menutup mulutnya agar tidak memberikan keterangan apa pun. “Saya terpaksa,” hanya itu yang sempat terucap dari mulutnya.
Diketahui, Pratu Demisla sehari-hari bertugas sebagai tamtama juru tulis di unit Intel Kodim 1710 Mimika, dengan NRP 31130695080692. Ia diduga terlibat dalam penjualan amunisi kepada KKSB sejak setahun terakhir.
Ia ditangkap Tim Gabungan Tim Intel Korem 181/PVT dan Unit Inteldim 1802 Sorong.
Penangkapan dipimpin Pasi Intel Kodim 1804 Sorong, Kapten Inf Arujin, beserta enam orang anggota. Pratu Demisla diduga ditangkap di rumah seorang warga Sorong bernama Niken.
Pratu Demisla saat dibawa menuju bandara Eduardo Osok Sorong. Dari hasil interogasi, diketahui Pratu Demisla menjual amunisi ke pihak OPM. Ia sempat kabur dari Timika pada 24 Juli 2019, dengan menggunakan kapal perintis menuju Kabupaten Dobo.
Ia menginap selama dua hari di Kompleks Kerangpante. Kemudian, pada 29 Juli 2019, Pratu Demisla pergi menggunakan KM Tidar dari Dobo menuju Sorong dan tiba pada 1 Agustus 2019.
Setibanya di Kota Sorong, Pratu Demisla sempat menginap di penginapan belakang Telkom Jalan Pahlawan. Tanggal 2 Agustus, ia pindah ke rumah rekannya bernama Ferdi di Jalan Arteri.
Malamnya, sekitar pukul 23.00 WIT, ia pindah dari Jalan Arteri ke rumah warga bernama Niken dan menginap selama satu malam di sana. Saat itu, di rumah Niken sedang ada pelayatan keluarganya yang meninggal dunia.
Sebelumnya Dandim 1802 Sorong, Letkol Infantri Andar Panggabean, mengatakan penangkapan dilakukan berdasarkan adanya laporan terkait seorang anggota TNI desertir yang sedang berada di Kota Sorong untuk mengunjungi keluarganya.
“Hari Sabtu malam kita mendapat informasi, kemudian kita cek yang bersangkutan di beberapa titik. Sempat ada pergeseran-pergeseran namun melalui teknik-teknik tertentu, kita mendapatkan yang bersangkutan pada hari Minggu di tempat rekannya. Perihal indikasi mohon maaf saya tidak bisa memberikan tentang itu”, pungkasnya. (SDN)
Comment